Bisnis Bandung - Tindakan kriminal di Inggris kini telah merambah pada penggunaan aset Crypto.
Sebagian pelaku kriminal telah menyimpan aset hasil kejahatan dalam bentuk Crypto.
Seperti yang terjadi di Inggris melalui National Crime Agency (NCA) atau Badan Kejahatan Nasional Inggris mengungkap adanya aset kejahatan berupa Crypto.
Dikutip bisnisbandung.com dari news.bitcoin.com (28/7/2022) Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) menerbitkan laporan tahunannya 2021-22 minggu ini.
Baca Juga: Membayar Pembunuh dengan Uang Mertuanya Kopda Muslimin Kedapatan Tewas di Rumah Orangtuanya
NCA “memimpin perjuangan Inggris untuk menghentikan kejahatan serius dan terorganisir, melindungi masyarakat dengan menargetkan dan mengejar para penjahat yang menimbulkan risiko terbesar bagi Inggris,” situs webnya menyatakan.
Laporan tersebut merinci bahwa antara 1 April 2021, dan 31 Maret 2022, NCA menyita properti senilai £59,79 juta, dengan menyatakan:
"Harta benda yang disita oleh NCA pada tanggal 31 Maret 2022 terdiri dari £59,79 juta … tunai, kendaraan bermotor dan barang berharga lainnya yang diduga berasal dari kegiatan kriminal."
NCA juga mengungkapkan bahwa £26,894 juta ($32,75 juta) dalam Cryptocurrency termasuk diantara properti yang disita.
Sebaliknya, tidak ada Cryptocurrency yang disita pada tahun 2020-21.
Baca Juga: Pernyataan Sikap Ketua Umum HMI Cabang Sukabumi Terkait Jelang Pemilu 2024
Agensi tidak merinci Cryptocurrency mana yang disita.
NCA juga mencatat dalam laporan bahwa “Penjahat semakin mengeksploitasi teknologi keuangan dan aset Crypto” yang dapat membahayakan “ekonomi dan institusi Inggris.”
Morgan Heavener, mitra di konsultan Accuracy, berkomentar: “NCA telah dipaksa untuk bergerak cepat untuk mencoba dan membendung penggunaan Cryptocurrency ini dalam kejahatan keuangan."
"Kurangnya pengawasan peraturan seputar Cryptocurrency membuat mereka menarik bagi penjahat yang ingin memindahkan dana ke seluruh dunia.”