investasi

IMF Peringatkan Kehancuran Stablecoin Algoritmik Kembali Akan Mengancam Pasar Cryptocurrency

Sabtu, 30 Juli 2022 | 12:00 WIB
IMF memandang risiko stablecoin sebagai risiko mandiri namun serius (unsplash)


Bisnisbandung.com - Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan kegagalan Stablecoin lebih lanjut.

Menurut Direktur IMF, Tobias Adrian, resiko Stablecoin Algoritmik dapat meyebabkan keruntuhan bagi pasar Cryptocurrency.

"Mungkin ada kegagalan lebih lanjut dari pasar Cryptocurrency, khususnya, beberapa Stablecoin Algoritmik yang paling terpukul, dan ada yang lain yang bisa gagal," ungkapnya.

Stablecoin Algoritmik tidak memberikan dukungan keuangan yang sebenarnya.

Baca Juga: Inggris Akan Mengatur Stablecoin sebagai Bentuk Pembayaran Melalui Tagihan Baru

Pada akhirnya, harus ada cadangan senilai $1 yang dapat ditukarkan untuk setiap Stablecoin agar penerbit token tidak menghadapi situasi pelarian bank.

Banyak Stablecoin Algoritmik telah gagal ketika investor kehilangan kepercayaan seperti beberpa Cryptocurrency TerraUSD, IRON, BasisCash, SafeCoin, BitUSD, CK USD, DigitalDollar, dan NuBits.

Namun, IMF mencatat bahwa industri Cryptocurrency saat ini tidak menimbulkan risiko penularan ke ekonomi yang lebih luas.

Laporan IMF, efek dari pasar kehancuran Cryptocurrency tahun ini sebagian besar berdampak pada aset digital, bisnis, dan dana lindung nilai.

Baca Juga: Komunitas Membantah Adanya Masalah Likuiditas saat $248M Crypto stablecoin mengalir keluar dari Coinbase

Runtuhnya Stablecoin UST adalah peringatan yang jelas bagi regulator untuk bertindak.

IMF menginginkan regulasi Stablecoin yang lebih baik, yang berfokus pada perlindungan investor.

Direktur IMF mengakui bahwa mengatur lebih dari 40.000 koin yang terdaftar di CoinMarketCap merupakan tantangan.

Baca Juga: Krisis Likuiditas, Investor Crypto yang Gugup Beralih dari Bitcoin ke stablecoin Terkemuka yakni USDT

Namun, ia menyarankan untuk mengatur titik masuk seperti penerbit Stablecoin dan pemilik bursa sebagai langkah pertama.***

Tags

Terkini