bisnisbandung.com - Sengketa hukum antara PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) kembali mencuat setelah 26 tahun berlalu.
Gugatan senilai Rp119 triliun yang diajukan CMNP ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkaitan dengan transaksi Negotiable Certificate of Deposit (NCD) pada Mei 1999.
Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, memberikan penjelasan mengenai duduk perkara.
Baca Juga: Bongkar Sindikat Impor Pakaian Bekas di Bandung, Mendag Budi Santoso: Nilainya Tembus Rp112 Miliar
Ia menegaskan bahwa permasalahan ini bermula dari transaksi NCD Unibank yang saat itu dibeli CMNP dengan jangka waktu tiga tahun hingga Mei 2002.
Nilai yang dibayarkan mencapai sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS, dengan janji imbal hasil 28 juta dolar saat jatuh tempo.
Menurut Hary, peran Bhakti Investama nama MNC Group pada masa itu hanya sebatas arranger atau perantara transaksi.
“Dan peranan Bakti Investama saat itu sebagai arranger atau sebagai broker. Jadi keterlibatan Bakti Investama hanya pada saat transaksi itu saja, yaitu bulan Mei tahun 1999,” ujarnya dilansir daro youtube okezone.
Baca Juga: Anggaran Pendidikan 2026 Dikritik Awalil Rizky, MBG Diduga Abaikan Amanat Konstitusi
Setelah penerbitan NCD, hubungan hukum dan finansial berlangsung langsung antara CMNP dan Unibank.
“Setelah transaksi ini, bagian yang kedua: hubungan antara CMNP dan Unibank itu langsung. Bakti Investama tidak pernah ikut serta dan itu berlangsung selama 2 tahun 5 bulan,” jelasnya.
Selama lebih dari dua tahun, auditor independen termasuk Arthur Andersen tercatat mengonfirmasi keberadaan NCD tersebut dalam laporan keuangan CMNP.
Permasalahan muncul ketika pada Oktober 2001, Unibank dihentikan operasinya oleh pemerintah sebelum NCD jatuh tempo.
Baca Juga: 95% Warga Puas, Pengamat Politik: Namun Pengangguran dan Kemiskinan Jadi PR Gubernur Dedi Mulyadi