Bisnisbandung.com - Selama perjalananan 90 tahun di Indonesia, bir merek Anker milik PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA) masih tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu merek bir terkemuka di Indonesia.
Melalui materi pada laporan tahunan 2022, Direktur Utama DLTA Jose Daniel A. Javier mengungkapkan pada tahun 2022 terlihat tren peningkatan laba dan pertumbuhan volume pada perusahaan yang didorong oleh pembukaan kembali gerai-gerai on-premise dan pemulihan volume di Batam.
Perjalanan merek bir Anker di Indonesia telah dimulai sejak didirikan pada tahun 1932 oleh perusahaan Jerman NV Achipel Brouwerij Compagnie di Batavia, yang sekarang dikenal sebagai Jakarta.
Baca Juga: Dedolarisasi Semakin Dekat, Mata Uang Bersama BRICS Akan Segera Dibahas Pada KTT Selanjutnya
Pada tahun 1933, produsen bir Anker ini diambil alih oleh perusahaan Belanda, dan berganti nama menjadi NV De Oranje Brouwerij pada tahun 1941
Selama pendudukan Jepang pada tahun 1942, perusahaan ini dijalankan oleh Dai-Nippon Brewing Group.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah menasionalisasikan perusahaan ini pada tahun 1957 dan mengubah namanya menjadi PN Budjana Tirta.
Kemudian pada tahun 1964, menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta dan pada tahun 1970, berganti nama menjadi PT Delta Djakarta, nama yang dipertahankan hingga saat ini.
Baca Juga: Trader Crypto Prancis Dipenjara selama 18 Bulan karena Membeli Ferrari Dengan Bitcoin
Di tahun 1983, PT Delta Djakarta menjalin kerjasama lisensi dengan Carlsberg dan kemudian pada tahun 1984, perusahaan ini menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham DLTA.
Pada saat itu, PT Delta Djakarta menjadi salah satu perusahaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Pada tahun 1990, PT Delta Djakarta menjadi bagian dari San Miguel Group, perusahaan bir terkemuka asal Filipina.
Pada tahun 1997, manajemen DLTA memindahkan kantor pusat dan pabriknya dari Jakarta Utara ke lokasi saat ini di Bekasi.
Baca Juga: Layanan Perbankan Bank Syariah Indonesia Kembali Normal, Dirut BSI Bilang Dana dan Data Nasabah Aman
Artikel Terkait
Rusia Dapat Mengambil 18% Hashrate Bitcoin Seiring Terjadinya Migrasi Besar Penambang Crypto
CEO Indodax Ungkap Alasan Mengapa GameFi Berbasis NFT Banyak Diminati
Pemerintah RI Ajak Negara ASEAN Tinggalkan Dolar AS untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Dedolarisasi yang Digagas BRICS Semakin Banyak Mendapat Dukungan, Ini Pendapat Warren Buffett
Kalimat Ini Sederhana Tapi Bikin Kita Kaya Raya. Investor Saham Wajib Tahu!
Ternyata Ini Alasan Lo Kheng Hong Membeli Saham PT Intiland Development Tbk (DILD)