Kaleidoskop Resesi Ekonomi 2019

photo author
- Senin, 30 Desember 2019 | 17:45 WIB

AWAN mendung menyelimuti ekonomi global pada 2019 ini. Sejumlah negara masuk ke jurang resesi ekonomi.

Dalam ilmu ekonomi, negara bisa disebut resesi jika ekonominya sudah negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Turki misalnya, pertumbuhan ekonominya pada kuartal I 2019 tercatat minus 2,4 persen. Tren itu berlanjut hingga kuartal II 2019 yang minus 1,5 persen.

Turki memang memiliki masalah di pasar keuangan mereka sejak 2018. Mata uang lira sempat anjlok hingga 40 persen pada tahun lalu.

Krisis mata uang itu dipicu hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS) yang memburuk. Bukti nyata keretakan hubungan bisa terlihat dari ambisi Turki membeli sistem pertahanan Rusia dan kasus pendeta Andrew Brunson yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme.

Keretakan hubungan tersebut sempat mendorong AS mengembargo Turki dengan menaikkan tarif impor baja Turki dari 25 persen menjadi 50 persen. Permasalahan tersebut juga membuat AS menghentikan negosiasi dagangnya dengan Turki.

Selain masalah tersebut, kekacauan ekonomi juga terjadi akibat banyak investor asing yang menarik dananya dari Turki lantaran ketidakpastian ekonomi di negara tersebut. Investor juga khawatir dengan sejumlah kebijakan yang diterbitkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Salah satu yang mereka khawatirkan, penurunan suku bunga acuan yang lebih rendah untuk mengatasi laju inflasi yang tinggi. Setelah Turki, giliran Meksiko yang terkena wabah resesi.

Ekonomi negara terjun bebas hingga minus 0,8 persen pada kuartal II 2019 dan kembali minus 0,3 persen pada kuartal III 2019.

Tak hanya dua negara tersebut. Hong Kong  yang selama ini terkenal sebagai salah satu pusat keuangan internasional juga tak luput dari badai resesi. Pertumbuhan ekonomi negara itu minus 0,4 persen pada kuartal II 2019.

Pertumbuhan makin parah pada kuartal III 2019. Pada kurun waktu tersebut pertumbuhan mereka minus 3,2 persen.

Setelahnya, ada Venezuela yang ekonominya sudah negatif sejak tahun lalu. Pada kuartal I 2019, ekonominya terkontraksi hingga 20,2 persen.

Krisis ekonomi di Venezuela bisa dibilang semakin parah. Jutaan warganya telah melarikan diri dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari upah rendah, rumah sakit yang rusak, dan kurangnya keamanan di negara itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 4 juta orang telah meninggalkan Venezuela karena krisis berkepanjangan di negara tersebut. Lembaga itu menyebut sekitar 700 ribu di antaranya meninggalkan Venezuela sejak akhir 2015.

Sementara, IMF memperkirakan inflasi di Venezuela dapat mencapai 200 ribu persen pada tahun ini. Diketahui, dulunya Venezuela adalah negara yang kaya dengan cadangan minyak terbesar di dunia.

Namun, ekonomi negara itu jatuh karena terjadi korupsi dalam dua dekade dan salah urus di bawah pemerintahan sosialis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tips Berwisata Di Musim Hujan

Senin, 8 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ragam Tren Gaya Hidup Di 2025

Rabu, 10 September 2025 | 19:00 WIB

Ini Dia Cara Hidup Slow Living Di Perkotaan

Rabu, 10 September 2025 | 18:30 WIB

5 Sepatu Terbaik Selama Promo ASICS 2025

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:30 WIB

Cara Menghadapi Orang Yang Denial

Kamis, 17 Juli 2025 | 10:45 WIB
X