Banyak ritel dan produsen yang menawarkan promosi menarik, seperti program Jumat Barokah dan kolaborasi khusus dengan produsen, namun daya beli tetap melemah.
Alih-alih meningkatkan penjualan, diskon ini justru mempersempit margin keuntungan ritel.
Penurunan margin tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada produktivitas, kualitas korporasi, dan ekspansi bisnis ritel di masa depan.
Jika kondisi ini terus berlanjut, pelaku ritel menghadapi tantangan yang semakin berat, terutama di tengah naiknya biaya operasional akibat fluktuasi rupiah dan inflasi.
“Jika kita berharap dalam 2–3 tahun ke depan atau pada akhir 2029 bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, itu cukup berisiko mengingat situasi saat ini,” tegasnya.***
Baca Juga: Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H Digelar 29 Maret, Ini Penjelasan Menteri Agama Nasaruddin Umar
Artikel Terkait
KontraS ungkap Geram DPR Bahas RUU TNI di Hotel Mewah di tengah Keterpurukan Ekonomi
IHSG Anjlok di Era Prabowo, Stefan Antonio: Tim Ekonomi Jokowi Gagal, Tapi Masih Dipakai?
Lanjutkan Kebijakan Jokowi, Prabowo Hadapi Krisis Ekonomi? Sorotan Said Didu
IHSG Anjlok 7%, Sri Mulyani Buka Suara: Pondasi Ekonomi Indonesia Masih Kuat!
IHSG Ambruk, Rudi S Kamri: Krisis Ekonomi Sudah di Depan Pintu
Resmi! Indonesia Masuk New Development Bank, Prabowo: Ini Akan Percepat Transformasi Ekonomi