Bisnisbandung.com - Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko, menyampaikan bahwa stabilitas harga ayam di pasar akan lebih terjaga seiring pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program tersebut dinilai berpotensi menyerap kelebihan produksi yang selama ini memicu penurunan harga di tingkat peternak.
Saat ini kebutuhan ayam nasional diperkirakan sekitar 70 juta ekor per minggu, sementara produksi di lapangan dapat mencapai sekitar 80 juta ekor.
Baca Juga: Amien Rais Sentil Luhut: Siapa yang Serakah Pikirannya Tidak Jernih
Selisih produksi sebanyak 10 juta ekor inilah yang sebelumnya menyebabkan kondisi surplus dan menekan harga ayam di pasaran, terutama pada periode April hingga Agustus lalu.
Dengan MBG yang menambah permintaan protein hewani, surplus tersebut diharapkan terserap secara bertahap.
Selain itu, Singgih menilai bahwa perkembangan teknologi budidaya unggas telah meningkatkan kemampuan peternak untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.
Baca Juga: Kisruh Beda Data, Dedi Mulyadi vs Purbaya, BI Buka Suara
Namun, ia menekankan bahwa keberlanjutan usaha peternak sangat bergantung pada dukungan modal dan kepastian harga jual.
Fluktuasi harga yang terlalu tajam menjadi salah satu penyebab banyak peternak mengalami kerugian bahkan gulung tikar.
“Sebenarnya yang paling banyak kemarin yang membuat peternak bangkrut adalah tidak adanya kepastian harga jual. Jadi harga jual memang kemarin terlalu fluktuatif,” terang Singgih dilansir dari YouTube CNBC.
Baca Juga: Kisruh Beda Data, Dedi Mulyadi vs Purbaya, BI Buka Suara