bisnis

Sektor Properti Tertekan, Pengusaha Optimis Lihat Peluang Lewat Data dan Tren Masa Depan

Sabtu, 26 Juli 2025 | 20:30 WIB
Bisnis Properti mengalami penurunan (Tangkap layar youtube CNBC Indonesia)

bisnisbandung.com - Di tengah tekanan ekonomi dan lesunya daya beli masyarakat, sektor properti nasional menghadapi tantangan besar.

Namun, pelaku industri tetap optimis melihat peluang, asalkan mampu membaca data dan tren secara progresif.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Era Graharealty Tbk (IPAC), Darmadi Darmawangsa, yang menyoroti pentingnya pengelolaan data sebagai kunci pengambilan keputusan bisnis di masa sulit.

Menurut Darmadi, tantangan ekonomi saat ini bukan semata soal statistik negatif atau penurunan daya beli masyarakat, tetapi bagaimana data tersebut diinterpretasikan dan dimanfaatkan secara strategis.

Baca Juga: DIRGAHAYU ATVLI KE-23: Membangun Sinergi dan Kreativitas Bersama Stasiun TV Lokal

“Namun kita enggak bisa hanya terjebak di situ. Kita harus membaca data secara progresif: What is the future trend? Dan dengan membaca future trend itu, baru kita mengambil langkah-langkah,” ucapnya dilansir dari youtube CNBC Indonesia.

Ia menilai bahwa pelaku usaha, termasuk pemerintah dan perbankan, sering kali terjebak pada cara pandang regresif yang hanya melihat data historis tanpa mempertimbangkan arah tren ke depan.

Darmadi mengusulkan tiga langkah utama dalam menghadapi kondisi saat ini: pertama, memastikan data yang dikumpulkan benar dan terpercaya, kedua, membaca data secara tepat dan kritis, dan ketiga, berani mengambil tindakan berdasarkan data yang valid, meskipun mengandung risiko.

Baca Juga: Mewanti-Wanti Kebocoran, UU Perlindungan Data Pribadi Sudah Berlaku Tapi Pengawasan Masih Nihil

Strategi ini menurutnya sangat penting agar pelaku bisnis, termasuk di sektor properti, tidak hanya bereaksi terhadap situasi, tetapi juga mampu menciptakan peluang.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa keberanian pemerintah dalam meluncurkan program-program strategis seperti makan siang gratis dan pembangunan rumah terjangkau merupakan contoh langkah progresif yang dapat menggerakkan ekonomi secara luas.

Kebijakan ini diyakini memiliki multiplier effect bagi berbagai sektor, termasuk properti, karena bisa meningkatkan konsumsi dan memperkuat daya beli masyarakat.

Meski pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun ini berada di angka sekitar 4,87%, Darmadi melihat bahwa angka tersebut masih cukup positif.

Baca Juga: Transfer Data RI ke Amerika Serikat Disebut Sebagai Bentuk Kepastian Hukum dalam Kerja Sama Perdagangan

 

Halaman:

Tags

Terkini