bisnisbandung.com - Isu dugaan pemalakan oleh oknum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon terhadap PT Chandra Asri Alkali terus mendapat perhatian.
Selain tengah diselidiki Polda Banten dan tim verifikasi Kadin Pusat, pengamat dan akademisi pun turut menyoroti fenomena ini sebagai bentuk praktek lama yang terus berulang dan kini kembali mencuat ke permukaan.
Guru Besar Universitas Bhayangkara Jaya, Hermawan Sulistyoso, menilai fenomena pembagian proyek secara tidak profesional sudah berlangsung lama di sejumlah wilayah, termasuk Banten.
Ia menyebut praktik seperti ini bukan hal baru dan telah menjadi bagian dari pola interaksi informal yang berlangsung antar pelaku usaha dan kelompok kepentingan.
Menurutnya, banyak pengusaha di berbagai daerah yang tidak menjalankan bisnis secara profesional.
Tender-tender proyek, kata dia, kerap berlangsung secara tidak transparan, bahkan hanya menjadi formalitas belaka.
“Mana ada pengusaha yang betul-betul profesional? Tender-tendernya pun selalu tender-tenderan,” gamblangnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV, Kamis (15/5).
Baca Juga: Situasi Darurat! Rocky Gerung Ungkap Alasan TNI Jaga Kejaksaan
Sistem pembagian proyek pun lebih sering dilakukan berdasarkan kesepakatan informal, dengan orientasi kekuasaan atau pengaruh sosial, bukan semata kualitas dan kemampuan teknis.
Fenomena ini disebut berdampak langsung pada munculnya apa yang disebut sebagai “ekonomi biaya tinggi” atau high cost economy.
Karena adanya tekanan, permintaan jatah proyek, hingga intervensi ormas atau pihak-pihak tidak berkepentingan, standar pelaksanaan proyek jadi menyimpang dari prinsip efisiensi dan kompetensi.
Premanisme halus semacam ini, menurut Hermawan, menjadi akar dari buruknya ekosistem usaha di Indonesia.
Baca Juga: Meme Prabowo dan Jokowi Bikin Ricuh! Pegiat Sosial Media: Kritik Boleh Tapi Jangan Kasar