Masalah pencairan dana yang lebih lambat serta kewajiban gratis ongkir diprediksi menekan arus kas pelaku usaha kecil.
Ia juga melihat perubahan kebijakan sebagai pemicu pudarnya identitas Tokopedia di mata penjual loyal. Tokopedia dinilai semakin bergerak mengikuti pola TikTok Shop, terutama dalam preferensi format live commerce dan penyeragaman tampilan produk.
Dr. Indrawan menilai kesenjangan antara kebutuhan penjual dan strategi perusahaan akan memunculkan sentimen negatif yang sulit dipulihkan bila dibiarkan berlarut.
Lebih jauh, ia menyoroti risiko jangka panjang jika fokus efisiensi menggerus kapasitas inovasi. Di tengah persaingan ketat, perusahaan dengan fleksibilitas lebih tinggi akan lebih mudah mengembangkan fitur yang sesuai kebutuhan pasar.
Bila integrasi teknologi dan budaya pengguna tidak tercapai, ia memperkirakan dampaknya akan terlihat pada stagnasi pertumbuhan dan larinya penjual ke platform lain yang menawarkan pengalaman lebih stabil.
Lonjakan signifikan TikTok Shop dalam beberapa kuartal terakhir menunjukkan keberhasilan strategi live commerce yang menjadi ciri khas ByteDance, sementara Tokopedia harus menyesuaikan diri di bawah bayang-bayang perusahaan induk.***
Artikel Terkait
Tokopedia Ungkap Tren Belanja Masyarakat Indonesia Pada Kuartal II 2022
Yakin gak penasaran? Segini jumlah saham Tiktok ke Tokopedia terkait Tiktok Shop
Adaptasi Dengan Perkembangan Digital, Goodyear Perkenalkan Toko Ban Online Melalui Tokopedia, Shopee, dan Lazada
Gebrakan Cak Imin, Pendiri Tokopedia Diangkat Jadi Deputi Pemberdayaan Ekonomi
Tokopedia Dijual Murah? Pak Win Soroti Peran Founder dalam Kejatuhan Startup
Nasib Tokopedia Pasca Diakuisisi ByteDance, Apakah Akan Seperti Musical.ly dan BaBe?