Dengan beralih menjadi Azko, perusahaan ini tidak lagi terikat dengan kewajiban lisensi dan bisa lebih bebas dalam mengimpor produk dari berbagai sumber, termasuk supplier lokal, tanpa perlu mengimpor langsung dari perusahaan induk.
Ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan produk yang dijual dengan preferensi konsumen Indonesia, yang semakin terpengaruh oleh harga yang lebih kompetitif, khususnya dari produk-produk impor murah.
Raymond Chin menekankan bahwa keputusan untuk rebranding bukan karena kegagalan atau kekurangan dalam hal keuntungan. Sebaliknya, ini lebih kepada keinginan untuk lepas dari batasan yang ada dalam kontrak lisensi.***
Baca Juga: Tak Perlu Mobil Baru, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Evaluasi Anggaran Rapat dan Perjalanan Dinas
Artikel Terkait
Curiga Isu PPN 12% Siasat Pemerintah, Raymond Chin: Kenapa Diumumkan Semepet itu?
Susun Rencana Bisnis 2025 Untuk Anda Bisa Meraih Tujuan Anda!
Langkah Usaha Agar Sukses di 2025, Konsultan Bisnis Bongkar Empat Strategi Penting
eFishery Bikin Malu Indonesia! Raymond Chin Bongkar Dampaknya: Rakyat Bisa Kena
Raymond Chin Ingatkan Pelajaran Penting dari Skandal eFishery untuk Startup dan Investor
Perang Sumber Bisnis Bagi Amerika Serikat, Ketergantungan Dunia pada Senjata AS