bisnisbandung.com - Spekulasi mengenai keterkaitan kebakaran Gedung Terra Drone Indonesia dengan aktivitas pemetaan hutan dan perkebunan sawit di Sumatera beredar luas di media sosial.
Warganet menyoroti daftar klien perusahaan yang tercantum di situs resmi, termasuk perusahaan besar BUMN dan swasta yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan.
Menjawab isu tersebut, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, memastikan bahwa penyidikan belum menemukan hubungan antara layanan pemetaan yang dijalankan perusahaan dan insiden kebakaran yang menewaskan 22 orang pada 9 Desember 2025.
“Untuk informasi yang beredar, kami tampung. Namun sampai dengan saat ini kami belum menemukan korelasinya antara kebakaran ini dengan informasi yang beredar di sosial media ya,” jelasnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
Ia menegaskan bahwa berbagai analisis publik memang berkembang, namun belum memiliki dasar teknis yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan kepolisian.
“Karena kan memang di sosial media setiap orang berhak menyampaikan analisa-analisanya walaupun tanpa didasari ilmu yang pasti,” imbuhnya.
Roby menambahkan bahwa informasi yang beredar tetap dicatat sebagai bagian dari masukan publik dan dapat dipertimbangkan jika relevan dalam proses penyidikan.
Baca Juga: Pembelaan Gibran terhadap Ferry Irwandi dkk Dinilai Bermuatan Politis dan Menyasar Gen Z
Namun fokus aparat saat ini masih pada identifikasi unsur kelalaian dan pelanggaran keselamatan kerja yang ditemukan di lokasi, termasuk tidak adanya jalur evakuasi, alarm kebakaran, serta penggunaan gedung yang tidak sesuai fungsi perizinan.
Dalam proses lanjutan, polisi juga memastikan akan memeriksa sejumlah pihak lain. Pemilik gedung dijadwalkan menjalani pemeriksaan, disertai pemanggilan saksi ahli dari berbagai bidang untuk memberikan pandangan profesional terkait aspek teknis kebakaran.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat konstruksi hukum dan memastikan seluruh fakta terurai secara komprehensif.
Dengan demikian, penyidikan kebakaran Gedung Terra Drone masih terus berjalan, sementara spekulasi publik terkait pemetaan hutan belum terbukti memiliki korelasi dengan peristiwa yang terjadi.***
Baca Juga: Kontradiksi Izin Penebangan di Tengah Bantahan Kemenhut, Bupati Tapanuli Selatan Buka Suara