bisnisbandung.com - Penanganan bencana besar di Sumatera kembali menyoroti persoalan ekologis yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Di tengah upaya penyelamatan dan pemulihan, kecaman publik mengemuka soal perusahaan-perusahaan yang diduga berkontribusi memperparah kerusakan lingkungan.
Terutama setelah pemerintah dan sejumlah tokoh menegaskan bahwa faktor ekologis memainkan peran besar dalam skala kehancuran yang terjadi.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Fisal Nurofiq memastikan kementeriannya telah memanggil delapan perusahaan yang diduga terlibat dalam kerusakan lingkungan di wilayah-wilayah terdampak bencana.
Baca Juga: Bupati Samosir Dinilai Sangar dan Cerdas, Tolak Bantuan dari Koorporasi Perusak Lingkungan
Ia menyampaikan bahwa izin lingkungan para pelaku usaha tersebut sedang dievaluasi dan berpotensi dicabut.
Pemerintah juga meminta data satelit resolusi tinggi untuk melacak asal-usul gelondongan kayu yang terbawa arus banjir, sebagai bagian dari penyelidikan kerusakan hutan.
Dari sisi istana, Sekretaris Kabinet Letjen TNI Indrawijaya menegaskan bahwa kerusakan lingkungan menjadi faktor utama yang memperburuk bencana, bukan semata-mata akibat cuaca ekstrem.
Pandangan ini menandai pengakuan negara bahwa akar masalah terletak pada praktik eksploitasi lingkungan yang terjadi sejak lama.
Baca Juga: Boyamin Saiman Geram KPK Ngeles soal Tak Kunjung Panggil Bobby Nasution
Jurnalis senior Hersubeno Arief menilai bahwa penolakan bantuan oleh Bupati Samosir dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merupakan sikap moral yang kuat.
Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya menjadi simbol perlawanan, tetapi juga respons terhadap fakta ekologis yang menunjukkan peran sejumlah perusahaan dalam kerusakan hutan dan kawasan adat.
Hersubeno menekankan bahwa bantuan darurat dari korporasi yang dianggap perusak lingkungan tidak serta-merta menghilangkan tanggung jawab mereka terhadap penderitaan masyarakat.
“Kalau kemudian mereka tiba-tiba datang seperti Sinterklas memberikan bantuan dengan senyum manis di mulut, itu adalah senyum kepalsuan, karena merekalah sesungguhnya yang menjadi penyebab penderitaan warga itu,” gamblangnya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
Artikel Terkait
BMKG Ungkap Munculnya Anomali Cuaca Ekstrem di Sumatera dan Aceh Dipicu Kerusakan Lingkungan
Bencana di Sumatera dan Aceh, WALHI Sudah Ingatkan, Pemerintah Longgarkan Izin Eksploitasi Alam
Pengamat Tata Kota Tegaskan Kerusakan Lingkungan Jadi Akar Masalah Banjir Besar di Sumatera dan Aceh
Akses Darat Masih Putus Total di Hari ke-8 Bencana, Bupati Aceh Tengah Sebut 87 Desa Masih Belum Tersentuh Bantuan