Dulu di TVRI Bandung pernah tayang sinetro serial berbahasa Sunda ”Bojong Rangkong”. Orang bertanya-tanya di mana kampung Bojong Rangkong itu. Apakah di daerah Bojong Soang atau dekat Babakan Ciparay?
Tentu saja nama Bojong Rangkong itu fiktif, hanya ada pada imajinasi penulis naskah, Rahmatullah Ading Affandi (RAF). Benar di Bandung dan sekitarnya ada beberapa nama kampung diawali dengan kata ”babakan” atau ”bojong”.
Pada peta Kota Bandung tertera nama Babakan Ciparay, Babakan Tarogong, Babakan Surabaya, Babakan Ciamis, dan sebagainya. Tertera pula nama Bojong Koneng, Bojong Loa, Bojong Neros, Bojong Soang, dan sebagainya.
Baca Juga: Ina Cookies Kue Kering Bandung Asal Bojong Koneng Ini Tembus Ekspor Ke Luar Negeri
Menurut Kamus Basa Sunda R.A.Danadibrata, babakan berarti kampung baru yang didirikan dan dihuni pendatang baru. Para pendatang itu mendirikan rumah di tempat kosong, diikuti warga sekampungnya.
Setelah kampung baru itu tumbuh, penduduk asli di sekitarnya memberi nama kampung itu menurut tempat asal para pendatang itu. Babakan Ciparay, karena orang pertama yang mendirikan kampung itu orang Ciparay.
Pada zaman Belanda, pabrik senjata (ACW) milik tentara Belanda di Surabaya dipindahkan ke Kiara Condong, Bandung. Para pegawainya juga banyak yang harus ikut pindah.Mereka mendirikan perumahan di tanah kosong tidak jauh dari stasiun kereta api.
Kampung baru itu oleh penduduk di sekitarnya diberi nama Babakan Surabaya. Orang yang pertama membangun kampung baru itu oleh orang Sunda disebut ”ngababakan”. Berbeda dengan kampung yang diawali dengan kata bojong.
Baca Juga: Mengunjungi Curug Bojong, Area Wisata di Kawasan Hutan
Bojong, orang Tasikmalaya mewnyebutnya bobojong, ialah tanah timbul akibat pengendapan di antara dua muara atau tikungan sungai. Tanah tersebut sangat subur sehingga banyak petani terdekat, memanfaatkannya untuk lahan pertanian.
Di samping bercocok tanam merteka juga mendirikan rumah. Lama kelamaan, bojong itu menjadi kampung baru. Karena kampung itu berkembang, sungai yang mengalir dan mengendapkan tanah itu mengecil bahkan hilang.
Pemberian nama kampung baru di bojong berbeda dengan penamaan babakan. Ada bojong yang dikaitkan dengan nama pohon, binatang, bentuk bojong, dan sebagainya. Kebanyakan berkaitan dengan nama pohon atau tumbuhan yang terdapat di tempat itu.
Baca Juga: Banjir, Siswa SDN Bojong Asih Belajar di Kantor Desa
Ada Bojong Loa, Bojong Malaka, di luar Bandung ada Bojong Picung, Bojong Kokosan, dan sebagainya. Semuanya nama pohon. Di sana ada pohon loa, malaka, picung, kokosan, dan sejenisnya. Disebut Bojong Neros karena bojong itu makin ujung makin sempit.***