Awalnya lontar merapi merbabu tersimpan di desa Windusabrang, anda bisa berkunjung ke desa Windusabrang, Magelang.
Letaknya sekitar lima kilometer dari gardu pandang Merapi, Ketep, Magelang.
Nampaknya, pemilik asli lontar Merapi Merbabu, Ki Windusana, telah mengumpulkan semua salinan naskah lontar dari abad ke 9.
Baca Juga: Menunda Respon Dan Melambatkan Tempo, Membuka Pintu Kebijaksanaan
Koleksi manuskrip lontar miliki ki Windusana, memang lengkap mulai dari primbon, kakawin, tutur, kretabasa, hingga kidung dan mantra ruwat.
Ada beragam tema kidung, mulai dari penciptaan manusia, penciptaan alam semesta, perjalanan kesempurnaan hidup, primbon penyakit, primbon gempa.
Naskah lontar Merapi Merbabu milik ki Windusana kini banyak tersimpan di Museum Nasional. Bila anda berkesempatan membaca lontar tersebut, akan terlihat tulisan dimana lokasi penyalinan naskah tersebut.
Ada yang disalin di Boyolali, Magelang, Muntilan, Kopeng. Sebuah petunjuk bahwa ada para pemerhati sastra di masa lalu di berbagai tempat tersebut.
Ada kemungkinan, jalan tanah tembus Salatiga-Boyolali-Kartasura, bukan jalan aspal besar, yang dilalui para wiku dalam komunikasi karya sastra di masa itu.
Ada juga karya sastra yang menarik, Kidung Surajaya, berisi tentang perjalanan moksa. Sangat menarik, karena ditulis di Merapi Merbabu, bukan di Bali, sebagaimana umumnya karya sastra kuno banyak ditemukan.***