bisnisbandung.com - Nama jalan di sebuah daerah disepakati dengan berbagai pertimbangan hingga penamaan kerap menjadi identitas historis.
Tasikmalaya, dikenal sebagai "Sang Mutiara dari Priangan Timur," menyimpan warisan sejarah yang tercermin melalui nama-nama jalan di wilayahnya.
Sebuah penelitian dari Universitas Siliwangi mengungkap bagaimana nama jalan tidak hanya menjadi penanda lokasi, tetapi juga sarana untuk mengabadikan makna dan nilai historis daerah ini.
Baca Juga: Ternak Mulyono Ancam OCCRP, Rocky Gerung: Ini Kegagalan Persepsi!
Menurut penelitian, pola penamaan jalan di Tasikmalaya memiliki keterkaitan erat dengan identitas alam dan budaya lokal.
Penulis jurnal menyatakan, “Pola penamaan dapat berkaitan dengan jumlah kata, jumlah suku kata, penanda atau ciri khas, dan kelas kata.”
Contohnya adalah nama-nama jalan yang diawali dengan "Ci," seperti Jl. Cicantel dan Jl. Cieunteung, yang menggambarkan elemen alam berupa air.
Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti: Jika Jokowi Tidak Salah Saatnya Tuntut OCCRP
Nama-nama jalan di Tasikmalaya tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk arah, tetapi juga mengandung beragam makna.
Beberapa kategori makna yang ditemukan meliputi alam, seperti Jl. Galunggung yang merujuk pada gunung yang bersejarah.
Nama pahlawan juga sering digunakan, seperti Jl. K.H. Zainal Mustafa, yang diberikan untuk menghormati seorang tokoh perjuangan Indonesia.
Penelitian mencatat, “Jalan ini kini sudah identik dengan pusat perbelanjaan di kota Tasikmalaya”.
Selain itu, nama-nama jalan seperti Jl. Mitra Batik mengabadikan kejayaan koperasi batik terbesar di Indonesia pada masanya.
Baca Juga: STY Diganti Meski Menang, Effendi Gazali: Putusan MK Pun Bisa Begitu!