Bisnisbandung.com - Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Injil Lukas, ada malaikan yang muncul kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabarkan tentang lahirnya Yesus.
Menurut Injil Matius, ada kisah orang-orang bijak, yaitu para majus mengikuti bintang terang dan bertemu Yesus. Biasanya masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah dengan daun-daunan hijau, menyanyi dan bertukar kado.
Pada akhir tahun 300 Masehi, agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Perayaan Natal dimulai tahun 336 Masehi menurut kalender Romawi Kuno pada tanggal 25 Desember.
Pada tahun 1100 Masehi, Natal menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi.
Baca Juga: Duta Sheila on 7 Ceritakan Makna Mendalam di Lagu Baru 'Memori Baik'
Pada tahun 1800 an ada kebiasaan menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman.
Di Amerika Serikat, Santa Claus menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha saling memberi.
Sejak tahun 1900 an, perayaan Natal dirayakan di berbagai belahan dunia.
Kata Christmas berasal dari kata Misa Kristus.
Di Indonesia ada berbagai tradisi Natal di beberapa kota. Di Jakarta, ada Tradisi Rabo-Rabo, biasanya di Kawasan Jakarta Utara, dilakukan oleh keturunan Portugis.
Tradisi Rabo-Rabo artinya berkunjung dari rumah ke rumah, berkeliling kampung sambil menyanyikan lagu keroncong.
Baca Juga: Hilangnya 10 Hari di Bulan Oktober 1582: Menguak Fakta, Misteri, dan Sejarah di Baliknya
Di puncak perayaan Rabo-Rabo, dilakukan tradisi mandi-mandi, yaitu menggambar wajah satu sama lain dengan bedak putih. Tradisi ini symbol penebusan dosa dan pengampunan serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dengan hati bersih.