Pakaian tradisional Uighur juga mencerminkan identitas budaya dan keagamaan mereka. Pria Uighur sering mengenakan dopa atau topi bordir tradisional serta jubah panjang.
Sementara wanita mengenakan gaun panjang yang dihiasi dengan sulaman indah dan berkerudung. Pakaian ini biasanya dipakai pada acara-acara khusus serta upacara keagamaan.
Baca Juga: Bukti Pertemuan Bangsa Viking dengan Peradaban Muslim, Benarkah Mereka Masuk Islam?
Kashgar pertama kali disebut dalam catatan sejarah Cina pada abad ke-2 SM sebagai bagian dari Kerajaan Kucha.
Pada abad ke-4 hingga ke-10 Masehi, kota ini menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tengah.
Banyak biksu dan sarjana Buddha yang melakukan perjalanan ke Kashgar untuk belajar dan mengajarkan agama Buddha.
Kemudian, pada abad ke-10, Islam mulai menyebar ke Kashgar melalui perdagangan dan penaklukan. Dinasti Karahanit yang memeluk agama Islam mengambil alih kota ini dan menjadikannya pusat kebudayaan Islam di Asia Tengah.
Baca Juga: Uzbekistan Tempat Lahirnya Tokoh Besar Islam di Masa Kejayaan, Siapa Saja Mereka?
Pada abad ke-7, Dinasti Tang menguasai Kashgar dan menjadikannya bagian dari kekaisarannya. Selama pemerintahan Tang, Kashgar menikmati masa keemasan perdagangan dan budaya.
Kota ini menjadi pusat utama Jalur Sutra dengan perdagangan dari Cina, Persia, Arab, dan India. Pada abad ke-13, Kashgar ditaklukkan oleh Kekaisaran Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan, namun tetap menjadi pusat perdagangan yang penting.
Pada abad ke-18, Dinasti Qing mengambil alih Kashgar dan memasukkannya ke dalam kekaisaran Cina.
Pada abad ke-20, Kashgar mengalami perubahan besar dengan berakhirnya pemerintahan kekaisaran dan pembentukan Republik Rakyat Cina pada tahun 1949.
Pemerintah Cina modern memulai berbagai proyek pembangunan untuk menyatukan Kashgar lebih erat ke dalam negeri.***
Baca Juga: Cordoba Jejak Peninggalan Peradaban Islam di Masa Kejayaan, Arsitektur yang Memukau