Meski beberapa penjelajah mengklaim menemukan sisa-sisa bahtera, namun bukti konklusif belum ditemukan, memicu diskusi di antara para ilmuwan dan orang-orang yang percaya.
Selain kaitannya dengan kisah dalam Alkitab, Gunung Ararat memiliki makna budaya yang sangat penting bagi masyarakat Armenia.
Gunung ini merupakan simbol identitas nasional dan sering ditampilkan dalam seni, sastra, dan musik Armenia.
Baca Juga: Sejarah Etnis Hui Mamadukan Tradisi Islam dan Budaya Cina, Indahnya Hasil Harmoni
Meskipun berada di kawasan Turki, Ararat adalah simbol nasional utama Armenia dan dianggap sebagai gunung suci oleh orang Armenia.
Secara historis, Gereja Apostolik Armenia menentang pendakian Gunung Ararat atas dasar agama, meyakini bahwa Bahtera Nabi Nuh masih ada di puncak gunung tersebut.
Namun, pada abad ke-21, pendakian gunung ini menjadi tujuan yang dihargai oleh banyak orang Armenia dan diaspora Armenia, yang menganggapnya sebagai ziarah patriotik.
Baca Juga: Mengenal Negara Mauritania, Pernah Menjadi Pusat Peradaban Islam yang Gemerlap
Kawasan Ararat juga menyimpan berbagai situs arkeologi yang menarik, seperti reruntuhan kastil kuno dan artefak yang menunjukkan keberadaan peradaban manusia sejak zaman dahulu.
Salah satunya adalah Kastil Ishak Pasha, peninggalan dari periode Ottoman yang terletak tidak jauh dari kaki gunung.
Kastil ini menggabungkan elemen arsitektur Ottoman, Persia, dan Armenia, menciptakan kompleks megah dengan lebih dari 100 ruangan, termasuk masjid, aula besar, dan harem.
Selain kastil, kawasan Ararat juga dekat dengan kota kuno Ani, yang dikenal sebagai "Kota Seribu Gereja."
Baca Juga: Bukti Pertemuan Bangsa Viking dengan Peradaban Muslim, Benarkah Mereka Masuk Islam?
Ani merupakan ibu kota Kerajaan Armenia pada abad ke-10 dan ke-11, dengan reruntuhan megah yang mencerminkan kejayaan masa lalu.
Kota ini adalah simbol kemakmuran dan pengaruh budaya serta perdagangan yang luas pada masanya.