Mereka mulai dikucilkan dan dipaksa mendirikan kemah di luar perkampungan. Tidak jarang mereka harus mencuri makanan untuk bertahan hidup karena dilarang membeli kebutuhan sehari-hari di pasar.
Kehidupan nomaden membuat orang Romani mengembangkan berbagai keterampilan untuk bertahan hidup.
Para pria biasanya bekerja sebagai pedagang ternak, pelatih hewan, tukang reparasi logam, dan musisi.
Sementara itu, para wanita sering kali menjadi peramal nasib, penjual ramuan ajaib, pengemis, dan wanita penghibur. Keterampilan ini diturunkan dari generasi ke generasi, menjadikan mereka ahli dalam berbagai bidang.
Meskipun menghadapi diskriminasi dan pengucilan, orang Romani berhasil mempertahankan warisan budaya mereka.
Musik dan tarian adalah bagian penting dari kehidupan mereka. Di Spanyol, misalnya, mereka berkontribusi besar dalam pengembangan tarian flamenco yang penuh gairah dan ekspresif.
Di Eropa Timur, para musisi Romani menambahkan sentuhan magis pada lagu-lagu rakyat, menciptakan harmoni yang memikat hati.
Hingga kini, orang Romani masih menghadapi berbagai tantangan. Diskriminasi terhadap mereka terus berlanjut di banyak negara.
Baca Juga: Jokowi Batal Pindah Kantor ke IKN, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera: Hemat Anggaran untuk Rakyat
Anak-anak Romani sering ditempatkan di sekolah khusus yang menawarkan pendidikan berkualitas rendah.
Di beberapa negara, wanita Romani bahkan mengalami kebijakan sterilisasi paksa yang dikecam sebagai tindakan genosida.
Meski begitu, komunitas Romani tetap menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Mereka terus berjuang untuk hak-hak mereka dan mencari pengakuan serta inklusi dalam masyarakat.
Kisah hidup orang Romani mengajarkan kita tentang keberanian dan ketahanan. Meskipun menghadapi berbagai rintangan dan diskriminasi, mereka tetap bertahan dan mempertahankan identitas serta budaya mereka.
Orang Romani adalah simbol keberagaman dan ketahanan, sebuah komunitas yang melintasi zaman dan peradaban sambil tetap menjaga energi dari warisan mereka yang tak lekang oleh waktu.***