Bisnisbandung.com - Mungkin, istilah sugar daddy sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Terlebih di kalangan milenial dan Gen Z.
Sugar daddy adalah sebutan bagi mereka pria dewasa kaya yang menjalin hubungan dan memenuhi semua kebutuhan perempuan muda atau yang disebut sugar baby.
Mayoritas sugar baby yang menjadi incaran sugar daddy adalah kalangan anak SMA maupun kuliah.
Selain itu, ada fakta mengejutkan jika ternyata Indonesia merupakan negara sugar daddy tertinggi ke-2 di Asia dengan, lho kok bisa?
Ada beberapa faktor penyebab mengapa fenomena sugar daddy di kalangan masyarakat ini cukup tinggi, yuk kita bahas satu-persatu!
1. Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi yang cukup terasa antara si kaya dan miskin menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab maraknya fenomena sugar daddy.
Terlebih tingginya pola gaya hidup yang dilakukan para sugar baby membuat mereka mencari sugar daddy untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Tingginya Biaya Pendidikan
Ditengah tingginya ketimpangan ekonomi, tingginya biaya pendidikan menjadi faktor maraknya fenomena sugar daddy.
Akibat tak ada biaya untuk membayar pendidikan, maka hal tersebut dimanfaatkan para sugar daddy untuk mencari daun muda.
Menurut survei BPS tahun 2020/2021, untuk jenjang pendidikan SMA memerlukan biaya sekitar Rp7,8 juta, sedangkan untuk Perguruan Tinggi memerlukan biaya setidaknya Rp14,47 juta.
Baca Juga: Saat Keresahan Melanda, Hadirkan Ketenangan Dengan Sejumlah Cara Ini!