Bisnisbandung.com - India adalah negara dengan 1,4 miliar penduduk. Tapi satu-satunya wajah dilihat di mana-mana di ibu kota belakangan ini, setelah dua hari menjadi tuan rumah pemimpin dunia dalam pertemuan Kelompok 20 (G20), adalah wajah Perdana Menteri Narendra Modi.
Untuk menyelenggarakan pertemuan G20, hampir di setiap jalan ditutup. Sekolah dan kantor ditutup selama pertemuan, jalan-jalan diblokir untuk pergerakan orang-orang VIP.
Terkadang harus menunggu 15 menit untuk menyeberangi jalan karena mobil polisi membarricade jalan.
Aula pameran lama di Pragati Maidan seharusnya menjadi ruang pameran terbesar di india.
Baca Juga: Bikin Netizen Gila, Berikut Harga Mobil GRT dan Spesifikasi, Apakah Sebanding?
Tetapi tempat ini berada di sebelah salah satu jalan paling sibuk di kota dan dekat dengan Mahkamah Agung India, jadi tidak mudah untuk mendatangkan orang karena adanya pertemuan G20.
Aula pameran lama di Pragati Maidan yang berarti "tanah kemajuan" dalam bahasa Hindi dan sebelumnya menjadi tuan rumah pameran perdagangan internasional hingga pameran buku dan pameran otomotif telah digantikan dengan pusat konvensi besar yang disebut Bharat Mandapam.
Aula-aula seperti gudang tersebut memiliki dinding abu-abu yang kosong, saat ini tertutup oleh billboard G20 besar dan klip video dari perjalanan budaya yang berbeda yang dilakukan delegasi dan pasangan mereka dalam setahun terakhir.
WiFi, awalnya bagus, turun selama hari pertama ketika lebih banyak pengguna masuk dan membuat hotspot.
Baca Juga: Pastinya bikin syok, Berikut aturan aneh yang hanya ada di Korea Utara. Tidak ada tontonan K-pop?
Staf pendukung sangat cepat dalam mencoba memperbaiki jaringan yang goyah, meskipun tidak selalu berhasil.
Kemudian ada masalah bahasa. Dalam konferensi pers sebelum pertemuan, dan dalam pidato Modi,
India berulang kali digambarkan sebagai demokrasi terbesar di dunia, suara Global South. Tema pertemuan adalah satu bumi, satu keluarga, satu masa depan.
Tapi itu tidak sesuai dengan realitas yang kita tahu di lapangan di mana lembaga pemikiran, akademisi, dan kelompok media semuanya sedang ditekan.