Bisnis Bandung - Mahalnya harga daging di Bulan Ramadan dan menjelang lebaran, sepertinya sudah biasa terjadi di pasar-pasar. Namun, kini ada rekayasa teknologi daging yang dianggap dapat bersaing.
Pebisnis daging di Indonesia biasanya harus impor daging sapi atau kerbau. Dengan adanya rekayasa teknologi daging di laboratorium, diharapkan menjadi solusi di masyarakat.
Cara konvensional yang mengharuskan melakukan penyembelihan dinilai salah satu penghambat. Apabila menggunakan teknologi rekayasa daging, sapi tidak perlu disembelih.
Industri makanan yang menciptakan daging hasil rekayasa laboratorium. Kini mulai dilirik negara-negara maju.
Inovasi daging rekayasa ini semakin diminati karena dinilai lebih ramah lingkungan. daging laboratorium memang baru populer di beberapa negara saja.
Inovatornya adalah Profesor Mark Post, akademisi dari Maastricht University, Belanda. Ia bersama beberapa ilmuwan lainnya merancang burger berbahan daging rekayasa laboratorium pertama di dunia.
Baca Juga: Tren Adaptasi Bisnis di Tahun 2022
Dilansir dari berbagai sumber, Profesor Mark dan timnya sudah mulai membudidayakan daging rekayasa lab untuk burger sejak Mei 2013.
Cara produksinya yaitu dengan mengambil sel induk seekor sapi, lalu menumbuhkannya menjadi potongan-potongan otot, dan digabungkan menjadi burger.
Dalam satu burger terdapat puluhan jaringan otot kultur dengan berat 140 gram.
Pada 5 Agustus 2013 silam, hasil eksperimen ini dipublikasikan dalam sebuah konferensi pers di London, Inggris.
Konferensi tersebut menghadirkan para kritikus makanan serta penulis buku kuliner untuk mencicipi secara langsung.
Ramah Lingkungan
Berbeda dengan daging biasa, rekayasa daging untuk konsumsi ini, memiliki proses produksi tersendiri yang akhirnya membuat daging ini lebih ramah lingkungan.
Tim peneliti dari Oxford University menemukan bahwa jenis daging ini memiliki dampak buruk terhadap lingkungan yang lebih rendah, dibanding daging yang diproduksi secara konvensional lewat peternakan.
Artikel Terkait
Indonesia Pengkonsumsi Rokok Peringkat Ketiga Dunia Setelah Cina dan India
Indonesia Termasuk 5 Besar Negara Pengekspor Batu Bara di Dunia