bisnisbandung.com - Pemerintah Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung, bersama PPK Ormawa LEPPIM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), resmi meluncurkan kembali Puncak Bintang sebagai Desa Wisata dalam sebuah acara yang digelar meriah pada Minggu, 11 Oktober 2025.
Acara ini menjadi momen penting dalam upaya menghidupkan kembali potensi wisata dan ekonomi lokal pasca pandemi Covid-19, sekaligus menandai keberlanjutan kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, diantaranya Kepala Desa Cimenyan, Supratman Taryana, S.Pd.I., M.Ip., perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung, perwakilan Universitas Pendidikan Indonesia, tim PPK Ormawa LEPPIM UPI, perangkat desa, pelaku budaya lokal, pelaku usaha wisata, serta masyarakat umum.
Rangkaian acara dimulai dengan penyambutan khas adat Sunda berupa lengser, dilanjutkan dengan persembahan seni dari kelompok budaya PASEBAN, serta pembacaan doa dan sambutan dari berbagai pihak.
Baca Juga: Polemik Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Ajak Rekan Sesama Tersangka Tetap Semangat dan Tidak Goyah
Momen puncak ditandai dengan pembunyian gong oleh Kepala Desa sebagai simbol resminya peluncuran Desa Wisata Puncak Bintang.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Cimenyan menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.
Ia menekankan bahwa revitalisasi Puncak Bintang merupakan bagian dari cita-cita besar untuk mengembalikan kejayaan wisata lokal yang sempat terhenti akibat pandemi.
“Hari ini sangat luar biasa, karena ini adalah wujud dari impian besar kami agar Puncak Bintang kembali menjadi ikon wisata di Kabupaten Bandung. Kolaborasi bersama LEPPIM UPI membuktikan bahwa pengembangan desa tidak bisa dilakukan sendiri, harus melibatkan semua unsur,” ujarnya.
Baca Juga: Polemik Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Ajak Rekan Sesama Tersangka Tetap Semangat dan Tidak Goyah
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan wisata seperti Puncak Bintang tidak hanya menjadi kebanggaan, tapi juga berkontribusi langsung terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD) melalui tiket masuk yang dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan warga.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam acara ini adalah Short Coffee Fun Tour, yang memperkenalkan potensi kopi lokal sebagai daya tarik wisata edukatif.
Baca Juga: Terlambat! Amien Rais Nilai Tim Reformasi Polri Bentukan Prabowo Ketinggalan Langkah dari Kapolri