Bisnisbandung.com - Isu mafia tanah kembali mencuat di Purwakarta setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka menyoroti dugaan praktik kotor di balik lahan SMP Negeri 1 Cikao.
Dalam instagramnya, keduanya tampak menyinggung keras perilaku sejumlah oknum yang diduga bermain dalam penerbitan sertifikat tanah sekolah.
Percakapan antara Dedi Mulyadi dan Rieke sempat diwarnai nada satir dan emosional.
Baca Juga: Rayakan Masa 'Butterfly Era' lewat SIngle Nuansa Ceria Shakira Vier 'Tatap Mata'
Rieke mengungkapkan adanya laporan bahwa seorang mantan kepala desa memberikan keterangan palsu hingga tanah negara berubah menjadi milik perorangan.
“Yang pertama coba itu mantan kepala desa yang memberikan keterangan bahwa tanah itu milik perorangan kemudian dijadikan dasar pengeluaran sertifikat,” ujar Rieke dengan nada tegas.
Menanggapi hal itu Dedi Mulyadi langsung meminta agar kasus tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian.
“Kalau masih hidup koordinasi sama bupati dan Dinas Pendidikan setempat. Laporkan ke polisi,” tegas Dedi Mulyadi.
Ia juga menambahkan bahwa praktik mafia tanah telah merusak sistem pengelolaan aset negara sekaligus merugikan rakyat banyak.
Baca Juga: Dibintangi Ari Irham, Buku Seni Merayu TuhanJadi Film
“Mafia tanah harus diberantas karena mereka merusak sistem dan menyengsarakan rakyat. Tapi kalau mafia jodoh justru harus diperbanyak, karena di Indonesia masih banyak yang jomblo termasuk kuring jeung Ce Iroh,” ujar Dedi Mulyadi.
Sementara itu Rieke menegaskan bahwa kasus dugaan mafia tanah di SMPN 1 Cikao harus menjadi perhatian serius.
Ia menyebut ada dugaan keterlibatan oknum yang memanfaatkan jabatannya untuk menguasai aset negara.
“Kita harus kawal bersama jangan sampai sekolah-sekolah negeri kita diserobot oleh kepentingan pribadi,” kata Rieke.
Baca Juga: Ritual Mistis Jadi Sumber Kekacauan, Inilah Sinopsis Film Horor Komedi “Pesugihan Sate Gagak”