Ia menyebut jika tidak ada perubahan paradigma Indonesia akan terus menjadi “penyetor” sumber daya untuk membayar utang investasi.
"Negara lain sudah berpikir dominasi investasi. Kita kapan berhenti jadi penyetor? Kita harus punya daya saing dan kemandirian ekonomi," pungkas Dedi Mulyadi.***