Ia membandingkan kondisi sekarang dengan masa pemerintahan Jokowi yang menurutnya gagal menangani akar masalah intoleransi.
Kini ia berharap kepada pemerintahan Presiden Prabowo untuk menunjukkan ketegasan.
"Kita tunggu ini persekusi pertama di era Pak Prabowo. Apakah akan ditindak serius atau cuma ditutup-tutupi seperti sebelumnya?" tegasnya.
Rudi tak ragu menyebut perilaku para pelaku sebagai “jahiliah modern”.
Baca Juga: Gestur Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada Megawati Jadi Sorotan, Dinilai Sarat Makna Politik
Ia mengaku malu berbagi identitas agama dengan pelaku intoleransi.
"Perilaku mereka itu bukan Islam. Itu jahiliah. Tidak punya empati, tidak punya akhlak. Kita manusia dulu sebelum bicara agama!" ujarnya.
Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa konstitusi menjamin kebebasan beragama.
Ada enam agama yang diakui negara dan semua berhak menjalankan ibadah tanpa gangguan.
"Kita hidup di negara Pancasila bukan negara agama. Kalau agama jadi alasan menindas, itu sudah sesat berpikir."
Baca Juga: “DPR Ngeles” Rudi S Kamri Geram Surat Purnawirawan Soal Pemakzulan Gibran Diabaikan
Rudi mendesak aparat penegak hukum segera bertindak tegas. Ia menyebut perlunya efek jera agar kejadian serupa tak terulang di tempat lain.
"Jangan ada permisifisme. Kalau dibiarkan, ini akan menular ke tempat-tempat lain. Negara harus hadir dan menindak pelakunya, tegas!" tambahnya.
Rudi kembali menyampaikan permintaan maaf kepada para korban dan keluarga yang terdampak.