“Minum pil KB-nya lupa beda dengan pil Kada. Pil Kada itu kan jadwalnya ditunggu-tunggu. Kalau pil KB lupa bisa ‘jadi’. Jadi harus laki-laki yang bertanggung jawab,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa seluruh program ini nantinya akan terintegrasi dengan data kependudukan.
Artinya dalam basis data tersebut Pemprov ingin bisa melihat siapa saja yang sudah ikut KB dan siapa yang belum.
“Nanti ketika kami menurunkan bantuan, kami akan lihat. Sudah KB atau belum? Kalau belum, ya KB dulu. Tapi KB-nya harus laki-lakinya yang bertanggung jawab,” ujar Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Prabowo Perintahkan Ongkos Haji 2025 Harus Lebih Murah dari Malaysia
Dedi Mulyadi juga menegaskan komitmennya berpihak pada perempuan meskipun ia sendiri menyebut tidak memiliki istri.
“Ini serius. Saya walaupun tidak punya istri, saya berpihak pada perempuan. Tapi perempuan yang memiliki arah dan tujuan kuat untuk kesehatan keluarga,” pungkasnya.
Dedi Mulyadi menutup sambutannya dengan menyerukan pentingnya integrasi program pemerintah yang tidak berjalan sendiri-sendiri melainkan berbasis data dan prinsip keadilan gender.***