opini

Giliran Pemulung Hidupkan Industri Sirkular

Rabu, 29 September 2021 | 09:13 WIB
Giliran Pemulung Hidupkan Industri Sirkular

MENTERI Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, di tengah mulai menanjaknya ekonomi Indonesia, ekonomi Indonesia mengarah ke ekonomi hijau. Tren perekonomian dunia era sekarang tengah menuju ke industri yang lebih peduli terhadap lingkungan. Itulah yang disebut indistri sirkular atau hijau, dengan perinsip reducing, reusing, dan recycling. Bagi Indonesia, hal itu bukan barang baru. Sejak lama masyarakat mengenal industri daur ulang. Masyarkat Indonesia sudah sejak dulu memanfaatkan barang yang layak buang. Dimulai dengan industri wig, sobrah (penyambung rambut), dan rambut boneka. Bahan baku industri rumahan itu berupa rambut kusut yang memenuhi sisir. Banyak orang yang berkeliling ke rumah-rumah mengumpulkan rambut kusut. Kaum ibu yang mulai engeuh, rambut kusut yang menempel pada sisir itu tidak dibuang tetapi duikumpulkan kemudian dijual kepada pengapul. Masyarakat juga pernah memasuki era “mulung kuntung”. Banyak orang yang berprofesi sebagai pemulung puntung rokok di jalanan. Puntung itu dikumpulkan kemudian dijual kepada pengapul. Para pengapul  membersihkan  kertas dan filter rokok. Mereka mengumpulkan tembakau dari puntung itu dan menjualnya ke industri rokok rumahan. Ada juga yang mengumpulkan benang kusut (majun) dan kain perca dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Banyak pula orang yang berusaha dengan mengumpulkan berbagai macam kertas. Di samping mengumpulkan dari rumah ke rumah, ada pula yang membeli kertas lebih atau aval dari percetakan koran. Sebagian besatr kertas bekas itu didaurulang sebagai bahan campuran pembuatan bubur kertas (pulp) atau bahan utama pembuatan kertas. Kita juga sudah sangat lama memanfaatkan besi tua, tembaga, kaleng, kuningan, dan logam bekas pakai  lainnya.  Semuanya didaur ulang sebagai bahan industri kecil.  Cukup banyak  orang menjadi kaya raya sebagai pengapul barang bekas. Apalagi sekarang dunia tengah berada dalam sandera plastik. Sermua barang bekas yang terbuat dari plastik, dapat didaurulang, dibuat kristal plastik sebagai bahan industri plastik. Sekarang kaum industri dunia mulai melirik barang bekas sebagai bahan industri. Beberapa negara tidak lagi membuang atau mengekspor barang bekas karena semuanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau bahan tambahan industri.      Banyak mafaat yang dapat dipetik dari era industr sirkuler itu. Antara lain, bahan industri tidak harus mengambil dari alam. Semua barang bekas dapat dijadikan bahan pokok industri. Karena semua barang terbuang itu dappat didaurulang, sedikit sekali  barang yuang dibuang ke tempat sampah atau ke sungai. Perusakan lingkungan semakin berkurang. Karena itu industri sirkuler disebut industri hijau, industri yang berbasis reducing, reusing, dan recycling. Kelompok yang akan bergairah dengan berlakunya industri sirkuler pasti para pemulung. Kini giliran merekalah menikmati hasil berkotor-kotor di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.  Plastik yang selama ini menjadi bahan perusak lingkungan karena sulit terurai, kelak akan menjadi rebutan para pengapul. ***

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB