opini

Cabai Rawit Penyumbang Inflasi Terrtinggi

Selasa, 14 September 2021 | 11:49 WIB
Cabai Carvi Horti

HAMPIR semua masyarakat Indonesia menyukai makanan berasa pedas. Karena itu kebutuhan akan cabai, khususnya cabai rawit, sangat tinggi. Di pasar, harga cabai rawit cenderung terus meningkat dari waktu  ke waktu. Dilihat dari sisi ekonomi, cabai rawit bukan mwerupakan komoditas utama. Namun statistik menunjukkan, cabai rawit merupakan penyumbang  inflasi paling besar.

Hal itu menandakan, peran cabai rawit tidak dapat dipandang enteng. Di Jawa Barat cabai rawit masih merupakan pendorong inflasi tertiggi (1,69%). Sampai awal triwulan III, Jabar masih defisit cabai rawit sekira  556 ton. Produksi cabai rawit Jabar termasuk tinggi kedua setelah Jawa Timur. Sampai kuartal I 2021, hasdil produksi cabai rawit Jabar menca[pai 13.708 ton. Sedangkan kebutuhan atau konsumsi mencapai angka 14.264 ton.

Unuk memenuhi kebutuhan konsumen, Jabar harus mendatangkan cabai rawit dari daerah lain, terutama dari  Jawa Timur dan daerah lain. Selama ini produksi cabai rawit Jateng    lebih rendah daripaada produksi Jawa Barat, 9.839 ton.  Jaeng masih defisit cabai rawit  110 ton. Jawa Timur memegang rekor produksi cabai rawit tertinggi yakni 62.684 ton. Sedangkan konsumsi regional  11.432 ton. Terjadi surplus 51,252 ton.

Keklurangan pasokan cabai rawit dialami Jabar sejak lama padahal kondisi cuaca, lahan, dan tenaga petani cukup. Artinya Jabar harus mampu meningkatkan produksi cabai rawit. Tampaknya harus ada semacam gerakan peningkatan produski dan perluasan areal penanaman cabai rawit. Secara umum, peningkatan produksi cabai rawit hingga dapat memenuhi kebutuhan regional, seyogianya dapat terpenuhi. Penanaman cabai tidak membutuhkan lahan terlalu luas. Baghkan semua warga dapat menanam cabai rawit di halaman rumahnya, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Secatra umum. Jawa Barat dapat memnuhi kebutuhan pangan masyarakatnya kecuali cabai rawit. Kebutuhan pangan, baik premier maupun skunder, di Jabar boleh dikatakan melimpah. Beras, daging dan telur ayam ras, bawang merah, dan aneka cabai boleh dikatakan surplus. Jabar dapat memasok berbagai kebutuhan pangan bagi provinsi lain.  Untuk itu dibutuhkan kerjasanma antar-daerah agar produksi pangan tidak menumpuk di satru provinsi sedangkan provinsi lain sangat membutuhkannya.

Kerjasama antardaerah (KAD) itu sebetulnya sudah terbentuk. Antarprovinsi di P.Jawa-Bali  dapat saling ”tukatr”  komoditas. Jabar punya komoditas multiproduk tetapi masih butuih cabai rawit. Melalkui KAD kedua provinsi itu dapat melakukan “barter”. Jatim memasok cabai rawit, Jabar memasok bahan pangan lain yang dibutuihkan Jatim,. Jateng dapat memasok bawang merah dan mendatangkan kebutuhan lain, baik dari Jabar maupun Jatim.

KAD tidak terkendala dengan musim pandemi. Distribusi pangan, dalam PPKM sekalipun, mendapatkan kemudahan. Tidak ada pembatasan sama sekali. ***

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB