opini

Meletakkan Harapan Pada Industri Hijau

Senin, 30 Agustus 2021 | 14:16 WIB
OPINI Apa lagi yang Wanita Cari?

     KITA memiliki kurang lebih 60-an juta UMKM yang semuaya akan kita dorong agar masuk ke platform-platform digital baik yang ada di daerah maupun nasional. Hal itu dikatakan Presiden RI, Jokowi, di Jakarta kemarin. Presiden berharap melalui sistem perekonomian baru, UMKM juga dapat berinteraksi dengan  para pengusaha global.

     Pada  pembukaan Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta , Presiden menyampaikan  Tiga Strategi Besari  Ekonomi  Indonesia  meliputi, hilirisasi industri, digitalisasi usaha mikro-kecil- dan menengah (UMKM).serta ekonomi hijau.

      Menurut Presiden hilirisasi industri harus segera dilakukan bahkan sudah dimuali dengan menghentikan ekspor sejumlah bahan mentah komoditas. “Ke depan ekspor bahan mentah seperti nikel,bauksit, emas, tembaga, kelapa sawit hingga turunannya dapat berubah menjadi ekspor barang setengah jadi bahkan lebih baik apabila bisa menjadi barang jadi. Ekspor besi baja dalam setengah tahun ini sudah berada pada angka sekira 10,5 miliar dollar AS,” katanya.

       Hilirisasi industri menjadfi strategi besar pertama ekonomi nasional. Sudah terlalu lama Indonesioa menjadi  pengekspor bahan mentah, baik komoditas  tradisonal seperti hasil bumi, hasil hutan, dan barang tambang. Dilihat secara makro, pengekspor bahan mentah merupakan negara yang jauh tertinggal. Hasil ekpsor bahan mentah sangat rendah. Padahal Indonesia memiliki lahan sangat luas dan sumber daya manusia yang sangat banyak.

        Industri pengolahan sebagai industri hilir, baru sekarang akan mulai didorong dan ditempatrkan pada straegi besar pertama. Industri hilir selain menghasilkan barang jadi yang bernilai ekspor tinggi, juga merupakan lapangan kerja yang luas. Industri pengolahan juga dapat meningkatkan taraf hidup petani, petambang, pemayang, dan pemungut bahan mentah. Mereka dapat menjual hasil pertaniannya ke pabrik pengolahan.  Mereka  secara klolektif dapat mendrikan industri pengolahan setempat.

        Indonesia  sejak lama  bermimpi mengubah komoditas bahan mentah menjadi barang jadi.  Sekarang saatnya kita mengubah mimpi itu menjadi kenyataan. Selama ini kita mengimpor bahan industri, barang jadi berikut turunannya. Kadang kita tidak tahu, barang impor itu diolah di negera lain berbasais barang mentah dari kita.

        Digitalisasi UMKM sebagai strategi besar kedua merupakan keharusan pada era teknologi kekinian. Alat komunikasi yang semakin canggih menciptakan berbagai kemudahan. Para pengusaha, baik kecil maupun besar, sangat midah mencari pasat dan melakukan transaksi melalui komunuikasi digital. Para pengisaha dan konsumen dapat melakukan kesepakatan tanpa harus mengeluarkan ongkos transportasi. Informasi tentang bahan baku, perlengkapan idnustri, pasar, dan tata cara berpromosi, tinggal klik pada hp.

         Berbagai kemudahan itulah yang diprediksi dapat mendorong usaha para pelaku ekonomi, mikro, kecil, dan menengah. Harapan kita semua, pelaku usaha UMKM itu akan terdorong menjadi pengusaha besar. Dari mikro ke makro. Itu semua akan menjadi kenyataan apabila pemerintah  secara fokus melakukan pembimbingan yang tetus menerus terhadap pelalu UMKM tersebut.

        Strategi besar ketiga ialah ekonimi hijau.  Yang dimaksud ekonomi hijau ialah  idustri pengolahan yang menghasilkan produk  berbasis lingkungan. Energi yang digunakan industri itu juga energi baru terbarukan (energi hijau). Menurut Presiden, Indonesia merupakan negara yang punya potensi sanga tinggi dalam ekonomi hijau. Produk hijau yang dikeluarkan ekonomi hijau menjanjikan pada masa mendatang. Indonesia punya kesempatan besar dalam ekoniomi hijau itu.

           Apakah  Tiga Strategi Besar Ekonomi Indonesia itu akan menjadi label Jokowinomik? Kita tunggu langkah aplikasi dan hasilnya. ***

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB