PADA kuartal I 2021 perekonomian Jabar cenderung membaik. Sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan mencatat peningkatan signifikan. Dibanding akhir tahun 2020, tahun ini terjadi lompatan kinerja sektor tersebut. Pada triwulan IV 2020 sektor ini mampu keluar dari himpitan kontraksi. Saat itu pertanian mengalami pertumbuhan positif 6,66%. Awal tahun 2021 meningkat dua kali lipat (15,54% yoy).
Pergeseran musim tanam dan cuaca yang sangat bersahabat mendorong peningkatan masa dan hasil panen. Panen raya padi di hampir seluruh Jabar bersamaan dengan masa panen hortikultura., hasil hutan, dan perikanan. Keberhasilan panen itu dipastikan dapat mendorong peningkatan perdagangan yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Sektor perdagangan yang turut terdongkrak kinerja pertanian mengalami peningkatan meskipun belum tumbuh positif. Pada triwulan I 2021 perdagangan meningkat dibanding triwulan IV 2020. Pertumbuhan tercatat meningkat dari minus 10,33% (yoy) menjadi minus 0,94%.
Peninmgkatan sektor perdagangan, selain dipicu peningkatan daya beli petani, saat itu berlaku sistem PSBB dalam menjaga pandemi. Sistem itu lebih longgar dibanding lock down atau juga PPKM. Dipastikan, peraturan itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dikhawatirkan, PPKM dapat merenggut kembali laju pertumbuhan ekonomi. Mobilitas masyarakat sangat terbatas, pasti daya beli masyarakat akan kembali menurun seperti keadaan pada awal PSBB.
Petrpanjangan masa PPKM sama dengan memperpendek daya beli sebagian besar rakyat. Perdagangan selama PPKM level IV lesu. Banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan hidup. Benar, sejak 18 Agustus 2021, PPKM lebih dlonggarkan. Banyak akses kendaraan mulai dibuka kembali. Pasar tampak mulai ramai lagi. Restoran dan warung-warung kembali buka.
Meskipun sektor pertanian, kehutanan, dan perikaan tumbuh positif pada triwulan I 2021, dikhawatirkan pada triwulan II dan III kembali melorot. Hal itu terlihat pada perdagangan barang-barang eletronik. Sentra-sentra elektronik tutup lebih dari satu bulan.Semua karyawan dirumahkan karena tidak ada transaksi. Subsektor elektronik dan perlengkapan rumah tangga selama ini menjadi pendorong tumbuhnya sektor perdagangan.
Sektor yang sampai sekarang masih belum menampakkan kebangkitan di Jabar ialah industri pengolahan. Kinerja sektor ini justru mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021 industri pengolahan mencatat kontraksi -4,60% Dalam industri pengolahan Jabar mengandalkan pertumbuihan industri TPT. Pada masa pandemi ini, industri TPT mengalami penurunan yang sangat dalam.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan menurunnya kinerja TPT andalan Jabar itu. Antara lain bahan baku impor yang terhambat akibat pandemi. Produksi menurun bahkan terhenti. Banyak industri TPT yang bangkrut atau hengkang dari Jabar. Mereka memilih lokasi yang sedikit menguntrungkan karena upah buruh yang jaub lebih rendah.
Industri garmen di Jabar yang selama ini mendominasi industri pwengolahan nasional, para tahun ini merosot. Menurut catatan Pemprov Jabar, ada 59 industri garmen berbasis modal Korea Selatan yang melakukan relokasi ke tempat lain. Mereka merasa berat harus memberi upah cukup besar bagi parakaryawan yang jumlahnya ribuan. Industri TPT merupakan perusahaan padat karya. Mempekerjakan ribuan tenaga kerja.
Rakyat berharap, PPKM tidak harus diperpanjang lagi sejalan dengan makin menurunnya kasus pandemi Covid-19. ***