opini

PPKM Diperpanjang Ekonomi Merosot

Kamis, 22 Juli 2021 | 11:45 WIB
PPKM

      SECARA resmi pemerintah memperpanjang masa PPKM sampai akhir Juli 2021.  Hal itu dilakuklan karena kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Sampai Senin kemarin,  keterpaparan Covid mencapai rekor tertinggi di dunia. Menurut catatan,  kasus harian mencapai 56.757 melebihi kasus harian di Brazil yang selama ini memegang rekor tertinggi. Kasus kematian juga terus meningkat

      Berkaitan dengan itu, vaksinasi terus didorong. Pemerintah membatalkan berlakuknya vaksinasi berbayar. Seperti semula, vaksinasi  gratis dilakukan secara serempak di berbagai tempat melalui perusahaan dan BUMN. Keputusan pemerintah itu berdampak sangat luas dan risiko yang berat pula.

     Masyarakat merasa PPKM merupakan hambatan yang sangat mengganggu mobilitas dan perekonomian rakyat. Banyak perusahaan yang akghirnya menutup usahanya dan melakukan PHK masal. Semua toko, kecuali  penjual sembako dan makanan, ditutup.  Akses ke kota tertutup rapat. Para pegawai dan buruih tinggal di rumah.

   Masalahnya, para pedagang dan tenaga atau buruh harian, kehilangan mata pencahariannya. Karena itu pembatasan mobilitas masyarakat sangat sulit dilakukan. Banyak orang yang berusaha menerobos barikade. Mereka merasa nafkah mereka dipotong paksa oleh para petugas. Wajar kalau banyak orang yang melawan petugas.  Namun pemerintah terpaksa mengambil jalan itu, “untuk menjaga keselamatan kita semua,” kata Presiden Jokowi. Pemerinath meminta, masyarakat melaksanakan dan mematuhi PPKM.  Mobilitas masyarakat yang terbatas diprediksi akan mengurangi penyebaran corona.

       Perpanjangan masa PPKM secara khusus sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, perekonomian nasional akan sangat terbebani. “Diperkirakan ekonomi nasional akan merosot hingga 4-5,4 persen,” kata Sri Mulyani. Sri berharap masyarakat memahami keputusan itu dan melaksanakan PPKM dengan disiplin lebih ketat. Hanya dengan disiplin,penyebaran pandemi dapat dikendalikan. Melandainya penyebaran Covid-19 akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Itu kata Menteri Keuangan.   Ia juga meminta belanja pemerintah dipacu agar transaksi perdagangan berjalan.

        Upaya penanggulangan kasus Covid-19 terus dilakukan, Selain vaksinasi masal yang lebih ditingkatkan, penemuan obat khusus Covid-19 juga terus dilakukan. Para ahli farmasi dan kedokteran Indonesia bersama-sama dengan lembaga-lembaga internasional, melakukan pemilahan obat paling tepat bagi pengobatan pasien Covid. Berbagai sampel obat yang digunakan para dokter di RS dan di klinik, dikumpulkan. Dari sekian banyak obat-jadi itu dipilih obat apa yang paling tepat menghilangkan wabah dari tubuh pasien positif Covid-19. Menurut beberapa ahli farmasi, obat-obat tersebut  sudah selesai dipilah dan dipilih.  Para ahli herbal sebenarnya sudah lama mencoba meramu  berbagai bahan berbasis herbal. Diharapkan obat kimia dan herbal itu segera dapat digunakan secara resmi.

       Benar, penemuan obat itu agak kasip, jauh tertinggal dengan ditemukannya vaksin. Beberapa negara justru lebih dahulu memproduksi vaksin. Sedangkan penelitian farmasi baru dilakukan setelah pandemi berlangsung.  Karena kasus Covid-19 sudah meluas dan menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak, yang dibutuhkan justru obat. Vaksinasi tidak dapat dilakukan terhadap orang yang terpapar Covid-19. Bagi orang yang belum terpapar, vaksinasi tentu sangat penting. Paradigma mencegah lebih baik darpada mengobati, masih tetap berlaku. Namun kasus Covif-19 sudah meluas, pasien antre masuk IGD dan tidak tertampung di ruang-ruang rawat inap, pengobatan menjadi sangat penting.

       Penentuan obat paling mujarab itu menjadi agenda prioritas. Pandemi akan segera berkurang apabila masyarakat mendapatkan obat secara mudah dan murah. ***

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB