Catatan DENADI
ADA yang baru dalam suasana kepemimpinan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa-Barat. Tidak semua dinas atau institusi di tingkat provinsi secara sengaja melakukan refleksi atau evaluasi 100 hari kerja. Akan tetapi bagi Drs.Mochmad Ade Afriandi, MT setelah memimpin Disnakertrans Jabar genap tiga bulan lebih atau 100 hari, ia melakukannya dengan penuh khidmat.
Dalam momen 100 hari kerja itu, diundang para kepala Disnaker kabupaten/Kota se Jabar, para mitra kerja sebagai organisasi buruh/pekerja dan organisasi pengusaha. Tak ketinggalan pula para awak media ikut terlibat sesuai fungsi dan perannya. Dalam refleksi itu diinformasikan berbagai langkah dan program yang telah dilaksanakan.
Esensinya program itu diorientasikan guna memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur Jabar 2018-2023 bagi Disnakertrans, yakni berkurangnya tingkat pengangguran dari 8,22 persen pada bulan September 2018 menjadi 7,1 persen pada Agustus 2023. Saat Februari 2019, tingkat pengangguran terbuka Jawa Barat telah menurun menjadi 7,71 persen, namun turunnya angka tersebut tidak mengubah posisi Jabar sebagai provinsi paling tinggi tingkat penganggurannya.
Pasca pelantikan, Kadisnakertrans Jabar, Ade Afriandi melakukan gebrakan langkah awal dengan secara intensif menjalankan proses asesmen dan diagnosa internal dinas. Prosesnya dimulai melakukan wawancara, pengecekan fisik sarana, rapat pimpinan, rapat seluruh pegawai serta kunjungan kerja ke lima UPTD Pengawasan dan tiga Balai Latihan Kerja
Dalam rangka mencapai indikator kerja utama gubernur sekalgus menjawab seluruh tantangan internal, ia pun melalui 100 hari kerja pertamanya telah berhasil merancang tiga program prioritas. Yakni satu program yang dihasilkan melalui analisa kebutuhan internal dan dua program unggulan provinsi. Program tersebut adalah Smart Nakertrans, Migran Juara dan Milenial Juara.
Program smart nakertrans ialah program utama disnakar yang ditujukan guna memberikan pelayanan paripurna bidang ketenaga kerjaan dan transmigrasi. Program ini terdiri atas berbagai kebijakan mendasar, seperti pembenahan pelayanan penyelesaian sengketa hubungan industrial, pembenahan sistem pengawasan, revitalisasi lembaga kerjasama tripartit dan dewan pengupahan, percepatan kebijakan pengupahan dan reformasi kebijakan pengupahan. Kemudian pembenahan sistem jaminan sosial ketenagakerjaan, membangun program smart trans, membangun layanan informasi, mengembangkan program khusus desa dan prgram DCL (demo creation of labour).
Strategi menyerang
Program migran juara merupakan unggulan provinsi dalam periode kepemimpinan 2018-2023. Program tersebut menjadi bagian dari strategi menyerang Disnakertrans dalam mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat. Program ini dirancang dengan skema utama, yakni membangun fisik gedung tujuh tingkat yang nantinya akan dinamakan Jabar Migrant Service Centre. Di samping dilakukan restrukturisasi dan reogranisasi dua bidang (penta dan Lattas).
Keseluruhan proses itu disebut dengan sistem navigasi migrasi. Dan saat ini aplikasi sistem navigasi telah masuk proses finalisasi.
Jabar migrant service sentre dengan sistem navigasinya akan merupakan wujud dari program migran juara yang mengimplementasikan secara akurat, masing-masing tugas dan kewenangan seperti yang diamanatkan oleh UU No 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia.
Sedangkan program milenial juara bertujuan mempersiapkan Provinsi Jabar yang akan segera masuk dalam era internet of Things dan era teknologi 4.0. Ini sejalan dengan para ahli teknologi yang memperkirakan bakal terjadinya pergeseran jenis jabatan kerja yang diakibatkan dari revolusi teknologi berbasis internet.
Selama 100 hari pertama kerja memimpin Dinsnakertrans Jabar sudah tercatat ratusan kegiatan yang terselenggara, serta berbagai kebijakan ketenaga kerjaan telah ditetapkan. Jabar juga telah mendapat berbagai penghargaan ketenaga kerjaan seperti penghargaan pengawasan dan penghargaan untuk Gubernur sebagai Pembina K-3 terbaik. Bravo Disnakertrans Jabar!