Noorsy juga mengingatkan bahwa perubahan radikal yang dibutuhkan mencakup perbaikan model berpikir fiskal dan moneter, sebelum masuk pada ranah ekonomi sosial maupun politik.
Tanpa langkah tersebut, Indonesia berisiko semakin rapuh menghadapi dinamika global, termasuk tekanan ekonomi dan perang nonmiliter yang kini berlangsung dalam bentuk perang hibrida.***
Baca Juga: Demokrasi di Persimpangan, Kasus Ferry Irwandi Surutkan Kepercayaan Publik