nasional

Beras Mahal dan Langka, Awalil Rizky Soroti Validitas Data BPS

Senin, 8 September 2025 | 15:00 WIB
Harga Beras Meroket (dok instagram bulog.jabar)


Bisnisbandung.com - Ekonom Awalil Rizky meminta Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengecek ulang data produksi beras 2025 menyusul keluhan masyarakat soal kelangkaan dan harga beras yang melonjak.

Awalil Rizky menekankan agar data produksi tidak hanya berbasis angka komputer tetapi harus mencerminkan kondisi nyata di lapangan.

“Jangan hanya terlena dengan angka yang ada di komputer. Harus dirasakan kondisi di lapangan hari ini,” ujar Awalil Rizky dalam youtubenya.

Baca Juga: Aliansi Sipil Desak Pembentukan Tim Investigasi Independen untuk Korban Kekerasan Aparat

Awalil juga menyoroti faktor-faktor yang bisa memengaruhi produksi seperti hama wereng, keong, tikus, dan penyakit tanaman.

Ia meminta BPS memberikan data terbaru dan memastikan adanya koreksi jika diperlukan.

Ekonom Awalil Rizky menilai pernyataan kepala BAPANAS bisa menimbulkan persoalan serius.

Menurutnya data BPS sejauh ini sudah menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang akurat dan diterapkan sejak 2018 termasuk koreksi dari metode lama yang dianggap ketinggian.

“Ini mengundang persoalan bukan soal data beras saja. Bagaimana mungkin kepala BAPANAS mempertanyakan data BPS yang valid?” kata Awalil.

Baca Juga: Heboh! Tunjangan Rumah DPRD Tembus Puluhan Juta Rupiah

BPS mencatat produksi beras Januari–Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, meningkat 12,18% dibandingkan 2024 yang sempat turun dari 2023.

Perkiraan konsumsi nasional hanya 25,83 juta ton sehingga ada surplus sekitar 5,2 juta ton.

Awalil menekankan perlunya koordinasi antara BAPANAS, Kementerian Pertanian, BULOG, dan BPS.

Ketidaksinkronan data berpotensi menimbulkan kesan surplus beras tetapi harga tetap tinggi.

Baca Juga: Polemik Tunjangan Rumah DPRD, Formappi Kritik Beban APBD dan Kinerja Legislator

Halaman:

Tags

Terkini