Meskipun telah sah secara prosedural, proses tersebut masih menyisakan pertanyaan dari sisi etika politik dan moralitas demokrasi.
“Jadi dari sini kita belajar sejarah, kita terima fakta bahwa Pak Prabowo dengan Mas Gibran dipilih. Tapi jangan ulangi hal-hal yang melanggar etika, yang menimbulkan polemik tidak berkesudahan. Kasihan, siapa pun yang terpilih akhirnya menghabiskan energi seperti ini,” jelasnya.***
Baca Juga: Seperti Sepak Bola, Pengamat: Politik Indonesia Butuh Regenerasi yang Tak Bisa Tanpa Pemain Muda