Pemakzulan Gibran Memungkinkan, Rocky Gerung: Namun Dibaliknya Ada Kalkulasi Politik yang Rumit

photo author
- Kamis, 8 Mei 2025 | 12:00 WIB
Gibran Rakabuming Raka Wakil Presiden Republik Indonesia (dok instagram Gibran)
Gibran Rakabuming Raka Wakil Presiden Republik Indonesia (dok instagram Gibran)


Bisnisbandung.com - Wacana pemakzulan Gibran Rakabuming Raka yang muncul dari suara beberapa purnawirawan TNI terus bergulir dan menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.

Di tengah dinamika politik Indonesia pengamat politik Rocky Gerung berpendapat bahwa meskipun secara hukum pemakzulan Gibran bisa dilakukan secara politis.

Hal tersebut tetap mungkin terjadi seiring dengan pergeseran konstelasi politik yang tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: Goenawan Mohamad Dukung Pendidikan Wapres Gibran Diusut, Ijazah Jokowi Tidak Perlu Lagi

Menurut Rocky Gerung isu pemakzulan Gibran tidak hanya menjadi sorotan karena alasan legal tetapi juga karena adanya pertanyaan mengenai moralitas seorang pemimpin.

Isu ijazah yang tak kunjung jelas menjadi sorotan utama yang memunculkan perdebatan tentang integritas, bukan hanya mengenai apakah hal itu sah secara konstitusional.

Ia menilai bahwa tuntutan pemakzulan ini sebagian besar bersifat "panggilan moral" masyarakat yang merasa terganggu dengan kesan ketidakjujuran di tingkat pemerintahan.

"Apapun itu akan dilabrak oleh panggilan moral. Mungkin kalah secara legal sehingga tidak boleh diproses. Tetapi sejarah sudah mencatat bahwa ada presiden yang dipersoalkan oleh warga negara selama dua tahun dan dia menunda menjawab itu," ungkap Rocky dalam youtubenya.

Baca Juga: “Barak Militer Bukan Tempat Cuci Piring Kotor” Dandhy Laksono Sindir Dedi Mulyadi

Salah satu poin yang ditekankan oleh Rocky Gerung adalah betapa politik Indonesia saat ini sangat cair.

Meskipun perhitungan politik saat ini menguntungkan Gibran yang mendapat dukungan besar dari pemerintahan, ia menegaskan bahwa dinamika politik bisa berubah dengan cepat.

Bahkan meski banyak pihak yang mengatakan bahwa pemakzulan Gibran tidak mungkin terjadi, hal itu bisa saja berubah seiring pergeseran kekuatan politik di parlemen.

"Politik itu sangat cair. Setiap detik bisa berubah," ujar Rocky.

Mengacu pada kemungkinan pergeseran dukungan politik yang dapat mengarah pada pemakzulan Gibran di masa depan.

Baca Juga: “Sungguh Memalukan” Pengamat Ungkap Sorotan Dunia Soal Premanisme di Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X