Menurut Mari, pemerintah harus menyiapkan dukungan teknis agar pelaku industri mampu memenuhi ketentuan ekspor seperti standar SPS dan regulasi lainnya.
Lebih jauh, Mari menggarisbawahi urgensi penyelesaian perjanjian perdagangan Indonesia–EU CEPA.
Ia menilai perjanjian ini akan sangat menentukan daya saing produk ekspor Indonesia, terutama garmen dan alas kaki, di pasar Eropa.
Tanpa kesepakatan ini, Indonesia bisa mengalami kerugian tarif yang cukup besar dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam yang telah lebih dulu menandatangani perjanjian serupa.***
Baca Juga: Menteri Bahlil Naik Jet Pribadi Saat Rakyat Susah, Pengamat Di Mana Empatinya?