bisnisbandung.com - Ribuan warga Banten bersama mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Banten menggelar aksi protes menolak proyek reklamasi Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).
Aksi yang berlangsung pada Sabtu, 1 Februari 2025, ini mencerminkan eskalasi penolakan terhadap proyek yang dinilai merugikan masyarakat setempat.
Jurnalis dan pengamat politik, Hersubeno Arief, turut menyoroti polemik proyek PIK 2.
Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Singgung Soal Penembakan di Malaysia: Jangan-Jangan Sengaja Ya?
Menurutnya, proyek yang masuk dalam kategori proyek strategis nasional ini seharusnya dibatalkan karena menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat pesisir dan lingkungan.
“Saya kira pemerintah ini enggak boleh diam saja karena ini sangat berbahaya. Kalau ketidakpuasan publik ini kemudian tidak mendapat katarsis,” ucapnya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
“Apalagi ada tanda-tanda bahwa para pejabat masih mencoba bermain-main dengan pengembang, melindungi para pengembang, saya kira ini benar-benar harus diantisipasi,” sambungnya.
Baca Juga: Terungkap Modus Gibran Menipu Para Investor eFishery, Leonard Hartono: Sistematis dan Terencana
Hersubeno menekankan bahwa gelombang penolakan dari warga dan mahasiswa merupakan bukti nyata bahwa proyek ini tidak mendapat dukungan dari rakyat.
Ia juga menyoroti dugaan keterlibatan pengembang besar dalam proyek ini dan mengkritik pemerintah yang dinilai lebih berpihak kepada kepentingan bisnis dibandingkan kesejahteraan masyarakat.
Baginya, jika ketidakpuasan publik ini tidak segera ditanggapi, maka dapat berujung pada ketidakstabilan sosial yang lebih besar.
Warga dari Desa Muncung, Kecamatan Kronjo, turun ke lokasi proyek PIK 2 untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Di Kampung Ngalar, Desa Kohot, sejumlah masyarakat mendatangi para pekerja proyek setelah aliran air di wilayah mereka tersumbat akibat aktivitas reklamasi. Mereka menuntut agar saluran air segera dibuka kembali.
Baca Juga: Ironi! Kasus eFishery Berpotensi Menutup Rezeki Petani dan Peternak Ikan