Bisnisbandung.com - Pengamat ekonomi Awalil Rizky menyoroti lonjakan ketidakpastian ekonomi Indonesia yang kini menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Indeks World Uncertainty Index (WUI) Indonesia pada kuartal II 2025 tercatat di level 1,10, tertinggi sejak data pertama kali dicatat pada 1952.
Data tersebut dirilis oleh Federal Reserve Bank of St. Louis melalui riset ekonom internasional Nicholas Bloom dan David Furceri.
Baca Juga: Pengamat Timur Tengah Soroti Upaya Israel Tutup Fakta Genosida Gaza
Lonjakan ini jauh di atas rata-rata historis Indonesia yang selama dua dekade terakhir hanya berada di kisaran 0,3–0,8.
“Angka ini menunjukkan persepsi risiko dan ketidakpastian terhadap perekonomian nasional meningkat tajam. Ini rekor tertinggi dalam 70 tahun terakhir,” ujar Awalil dalam ulasan terbarunya.
Lonjakan ketidakpastian tersebut tidak semata-mata disebabkan faktor global melainkan lebih mencerminkan disorientasi kebijakan domestik.
Ia menilai pemerintah kini tengah menggeser fokus dari konsolidasi fiskal ke ekspansi belanja dengan motif politis menjelang momentum politik strategis.
“Koordinasi antarotoritas ekonomi juga melemah. Ini yang menyebabkan arah kebijakan makin kabur,” katanya.
Baca Juga: Bukan Sekadar Rapat Internasional, Wanda Hamidah Tegaskan Palestina Butuh Aksi Nyata
Yang dimaksud koordinasi antarotoritas di sini adalah antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan OJK yang dinilai tidak lagi sejalan dalam menjaga stabilitas makroekonomi.
“Pasar membaca bahwa arah kebijakan ekonomi kita mulai didikte kalkulasi kekuasaan, bukan lagi disiplin makro yang konsisten,” tegasnya.
Awalil menambahkan kondisi ini berisiko menekan ruang fiskal pemerintah yang semakin sempit, sementara beban utang meningkat.
“Jika tidak dikelola hati-hati defisit bisa melebar dan kepercayaan pasar menurun,” ujarnya.
Baca Juga: Pakar Hukum Pidana Beberkan Pihak yang Bisa Dimintai Tanggung Jawab atas Tragedi Ponpes Al Khoziny
Artikel Terkait
Amien Rais Ledek Kapolri: Listyo Sigit Mau Berdiri Sama Tinggi dengan Presiden Prabowo?
Dikritik Emak-Emak Soal Gerakan Rp 1.000 Per Hari, Dedi Mulyadi Balas: “Ini Amal Bukan Pajak!
MBG Harus Efisien, Purbaya: Kalau Gak Terpakai, Duitnya Saya Tarik!
“Ini Bukan Takdir Tapi Kelalaian Fatal!” Rudi S Kamri Sentil Keras Soal Ambruknya Pesantren Al Khoziny
Desentralisasi atau Sentralisasi? Purbaya Tepis Tekanan Gubernur soal Anggaran
Ikrar Nusa Bhakti Ungkap Strategi Manipulasi Politik Jokowi, Publik Harus Waspada!