Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto menggunakan panggung Sidang Umum PBB ke-80 untuk menegaskan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada pangan.
Prabowo menyebut produksi beras dan cadangan pangan nasional berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah bahkan mengekspor beras ke sejumlah negara termasuk Palestina.
Namun ekonom Awalil Rizky mempertanyakan klaim tersebut.
Baca Juga: Dukungan Internasional Menguat, Tapi Palestina Belum Diakui Penuh oleh PBB
Menurutnya data Badan Pusat Statistik (BPS) justru menunjukkan tren produksi padi Indonesia menurun dalam beberapa tahun terakhir.
“Pak Prabowo menyebut rekor produksi. Faktanya, menurut data BPS, produksi padi sejak 2018 sampai 2024 justru turun,” kata Awalil dalam keterangannya dikutip dari youtubenya.
Awalil menyinggung perbedaan data sebelum dan sesudah BPS menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) pada 2018.
Dengan metode lama produksi padi Indonesia pada 2018 tercatat 81,15 juta ton.
Namun setelah dihitung ulang dengan KSA angka itu terkoreksi menjadi hanya 59,2 juta ton.
Baca Juga: Bukan Penurunan, Komnas Pengendalian Tembakau Desak Kenaikan Cukai Rokok
“Selisihnya lebih dari 20 juta ton. Itu bukan angka kecil,” ujarnya.
Ia menambahkan tren produksi terus menurun sejak saat itu.
Dari 59,2 juta ton pada 2018, produksi anjlok menjadi sekitar 53,14 juta ton pada 2024.
Faktor penyebabnya antara lain alih fungsi lahan, dampak perubahan iklim, dan fenomena El Nino.
Baca Juga: Gaprindo Dukung Penurunan Cukai Rokok, Ingatkan Risiko Lonjakan Rokok Ilegal
Artikel Terkait
Ekonom Bongkar Kontradiksi Purbaya: Katanya Tanpa Utang, Kok Tetap Nambah Utang?
Ratusan Anak Keracunan, Gubernur Jawa Barat Ancam Copot Vendor MBG
Bandung Barat KLB! Dedi Mulyadi Warning: Jangan Rusak Program Bagus Gara-gara Lalai
Proyek Asal-asalan Bikin Geger Purwakarta, Om Zein Siap Turun Tangan Bongkar Lagi!
Keracunan Massal Gegara MBG, Dapur Bermasalah Langsung Disikat Jeje
Meski Korban Keracunan Tembus 4.700 Anak, Muhaimin Pastikan Program MBG Lanjut Terus