Rocky Gerung juga mengingatkan pengangkatan Qodari bisa berdampak pada citra Indonesia di mata dunia.
Apalagi pekan depan Prabowo dijadwalkan berpidato di PBB soal kondisi demokrasi Indonesia.
"Kalau kabinetnya diisi orang yang pernah mendorong ide tiga periode, dunia internasional akan menilai demokrasi Indonesia makin merosot," lanjutnya.
Baca Juga: DPR Dukung Disiplin Fiskal, Tapi Minta Penyerapan Anggaran BGN Diperhitungkan Hingga Akhir Tahun
Ia bahkan menyebut reshuffle ini bisa memicu kembali gelombang protes masyarakat sipil, terutama generasi muda yang sebelumnya aktif dalam demonstrasi Agustus.
"Value demokrasi sudah tertanam kuat di anak-anak muda. Kalau pemerintah tidak peka, bisa saja mereka kembali turun ke jalan. Reshuffle ini memberi sinyal buruk," ucap Rocky Gerung.
Di akhir pernyataannya Rocky Gerung mengingatkan bahwa prerogatif presiden bukanlah alasan untuk mengabaikan demokrasi.
"Prerogatif presiden tetap bisa dikoreksi oleh opini publik. Kalau rakyat marah, itu bisa berujung civil disobedience. Jadi Pak Prabowo harus menentukan sikap: mau ambil jarak dari warisan lama atau terus pragmatis," tutupnya.***
Artikel Terkait
Arti KDM: Komeng dan Mulyadi Kompak Jaga Hutan, Sindir Jakarta Tenggelam
Hak Warga Bandung Dirampas! Erwin Tegas Larang Jalan Jadi Gudang Kayu
Mandor Proyek Kena Semprot Dedi Mulyadi: Pagaweanana Goreng Teu Dibayar!
Pelajaran Pahit Demo Agustus, Adi Prayitno: Elit Baru Jinak Saat Rakyat Ngamuk
Reklame Liar Dibongkar Tengah Malam, Erwin Bersih-Bersih Bandung
Wow! Menko Polkam Baru Ternyata Punya Kapal Laut 10.000 DWT & Koleksi Harley