Api Dalam Sekam Bisa Meledak Kapan Saja, Mahfud MD Ingatkan Prabowo soal Demo

Menurut Mahfud langkah Presiden Prabowo membatalkan sejumlah tunjangan DPR dan memoratorium kunjungan luar negeri hanya solusi cepat untuk meredam situasi.

Namun pemerintah harus melangkah lebih jauh.

"Quick win itu bagus tapi harus ada lanjutan. UU Perampasan Aset harus segera disahkan, KPK harus diperkuat kembali, dan penegakan hukum harus adil. Kalau tidak, percayalah ini bisa berulang," katanya.

Baca Juga: Demo Bukan Spontan, Ekonom UI Soroti Pemicu Utama

Mahfud juga mengingatkan agar Presiden tidak hanya dikelilingi orang-orang yang suka memuji.

"Bung Hatta pernah bilang banyak pemimpin jatuh karena terlalu suka dipuji. Presiden lebih baik dikritik dengan benar daripada dibohongi dengan pujian," ujarnya.

Mahfud menilai strategi Presiden yang mengundang tokoh-tokoh ormas Islam untuk meredam demo kurang tepat.

"Isu demo ini bukan isu agama tapi isu ekonomi. Ormas Islam sekarang sudah jarang berani melakukan nahi mungkar malah dekat dengan kekuasaan. Itu tidak sehat," sindir Mahfud.

Baca Juga: Tuntutan 17+8 Bergema! INDEF Ingatkan “Chilean Paradox” di Indonesia

Ia menegaskan peran ormas seharusnya kembali ke khittah: membimbing umat, bukan berburu jabatan.

"Dulu ormas dipimpin tokoh sederhana dan berani menegur pemerintah. Sekarang malah bingung karena kadernya terlibat korupsi," tambahnya.

Mahfud menilai pemerintah harus segera menjawab persoalan mendasar rakyat: harga kebutuhan pokok, lapangan kerja, serta penegakan hukum yang adil. Tanpa itu, situasi bisa kembali memanas.

"Jangan tunggu rakyat marah lagi. Pejabat publik itu bukan raja. Yang jadi tuan di negeri ini adalah rakyat," tegas Mahfud.***