Bisnisbandung.com - Gelombang demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah belakangan ini dinilai bukanlah gerakan spontan.
Menurut Jahen Fachrul Rezki, Ekonom sekaligus Wakil Direktur LPEM FEB UI, aksi massa tersebut justru menunjukkan adanya tekanan sosial-ekonomi yang semakin dirasakan oleh kelas menengah.
“Jadi enggak ada asap kalau enggak ada api gitu, so enggak ada asap kena api,” ucapnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
Baca Juga: Tuntutan 17+8 Bergema! INDEF Ingatkan “Chilean Paradox” di Indonesia
“Nah, satu hal yang mungkin menjadi concern adalah ada banyak aspirasi masyarakat yang selama ini kurang didengarkan oleh pemerintah,” lanjutnya.
Kondisi ekonomi yang stagnan menjadi salah satu pemicu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tercatat hanya berada di kisaran di bawah 2 persen, sementara daya beli masyarakat tidak menunjukkan peningkatan berarti.
Bahkan, pertumbuhan upah riil dalam lima tahun terakhir cenderung stagnan dengan angka di bawah 1–2 persen.
Baca Juga: Semua Harus Tunduk pada Prabowo! Ikrar Nusa Bhakti Keluarkan Peringatan Politik Panas
Hal ini menyebabkan banyak kelompok masyarakat merasa kesejahteraan mereka tidak sebanding dengan beban hidup yang terus meningkat.
Kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras dan sembako, juga memperburuk keadaan.
Masyarakat kelas menengah yang sebelumnya relatif aman secara finansial kini ikut terdampak oleh tingginya biaya hidup.
Situasi tersebut menjadikan protes sebagai bentuk luapan kekecewaan sekaligus tanda bahwa aspirasi publik selama ini kurang terakomodasi.
Baca Juga: Amien Rais: Jangan Sampai Indonesia Mengikuti Nasib Uni Soviet
Artikel Terkait
Rojali-Rohana Diremehkan? Gerindra Klaim Prabowo Berhasil Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Soroti Tantangan Politik, Ekonomi, dan Budaya di HUT RI ke-80
Tunjangan DPR Rp50 Juta per Bulan, Adi Prayitno Sebut Ini Soal Sensitif di Tengah Ekonomi Sulit
Celios Nilai Tunjangan DPR Irasional di Tengah Kondisi Ekonomi Rakyat
K-Pop Jadi Mesin Ekonomi Korea Selatan, Begini Analisisnya