Lebih lanjut, diskusi tersebut memunculkan tudingan bahwa PSI bukan hanya kehilangan arah sebagai partai politik, tetapi juga dianggap tidak sejalan dengan semangat Undang-Undang Partai Politik.
Hal ini mengacu pada dugaan bahwa PSI tidak memiliki komitmen untuk mencerdaskan kehidupan demokrasi dan berpolitik secara konstitusional.
Dalam pandangan PNI Marhaenisme, partai politik seharusnya menjadi alat pendidikan politik rakyat, bukan sekadar kendaraan politik pragmatis yang mempermudah akses kekuasaan bagi individu tertentu.
“Jadi Jokowi memang harus masuk di PSI. Seperti tadi saya bilang, Mas, partai lain takut karena apa? Diacak-acak nanti,” singgungnya.***
Baca Juga: Jawa Barat Darurat Sampah, Dedi Mulyadi Serahkan Solusi ke Achmad Husein
Artikel Terkait
Cara Berdoa Jokowi di Pemakaman Paus Dikritik Pegiat Media Sosial, Itu Tidak Sesuai
“PSI Kebanyakan Gimmick” Pengamat Politik: Jangan Malu-malu, Akui Saja Partainya Jokowi!
Menguak Ancaman Dinasti Politik Jokowi, Pengamat Politik Sebut Indonesia Bisa Bubar
Partai Super TBK vs PSI, Pengamat Politik Bongkar Rencana Politik Jokowi
Dendam Politik Jokowi? Pengamat Beri Peringatan untuk Rakyat Indonesia
Inilah Kisah Keluarga Jokowi, Kritikus Politik: Dari Janji Politik hingga Dugaan Ijazah Palsu