Bisnisbandung.com - Polemik keabsahan ijazah kembali menghantui keluarga Joko Widodo (Jokowi).
Kali ini giliran Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang menjadi sorotan.
Kritikus politik Rudi S Kamri menyebut persoalan ini bukan tanpa sebab melainkan bagian dari hukum tabur tuai yang kini dirasakan keluarga mantan Wali Kota Solo itu.
Baca Juga: DPR Soroti Pentingnya Inovasi Pendapatan Negara: Contohkan UEA, Buka Peluang Out of the Box
Dalam kanal YouTube-nya, Rudi mempertanyakan mengapa baru kali ini dalam sejarah kepemimpinan Indonesia masyarakat begitu getol mengulik keabsahan ijazah.
"Kita sudah punya delapan presiden dari Soekarno sampai Prabowo. Tak pernah ada keributan soal ijazah kecuali sekarang, di era Jokowi dan anaknya," ujar Rudi.
Rudi menilai keraguan publik terhadap ijazah Jokowi dan Gibran berakar dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap ucapan dan komitmen keluarga tersebut.
"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya. Ini berlaku ke Jokowi. Dulu bilang anaknya tidak akan masuk politik sekarang semua masuk. Katanya anaknya jual martabak, kopi, dan pisang. Nyatanya jadi pejabat semua," tambahnya.
Baca Juga: Waketum Kadin: Ganggu Investasi Swasta, Daya Saing Industri Bisa Hancur
Ia juga menyoroti janji-janji Jokowi yang dinilai tak konsisten mulai dari investor di IKN hingga pernyataan tak ingin tiga periode.
Gibran tak luput dari sorotan. Rudi menyebut ada sejumlah kejanggalan dalam data pendidikan Gibran termasuk perbedaan antara data KPU dan Kementerian Pendidikan.
"Katanya lulus SMA di Singapura tahun 2007 tapi tahun 2006 sudah dapat ijazah kesetaraan. Ada juga yang menyebut pernah sekolah di Solo, lalu pindah ke Singapura. Ada pula yang menyebut kuliah di Australia tapi hanya sempat ikut program persiapan. Aneh dan membingungkan," ucapnya.
Menurut Rudi kejanggalan ini layak menjadi pintu masuk untuk mempertanyakan integritas bahkan memakzulkan Gibran.
Selain isu ijazah Rudi juga menyinggung akun media sosial "Fufu Fafa" yang diduga milik Gibran.
Baca Juga: Bill Gates Ungkap Rumus Populasi di TED Talks 2010: “Populasi Harus Diturunkan?”
Artikel Terkait
Bukan Sekadar Gubernur, Dedi Mulyadi Tunjukkan Kepedulian dengan Prajurit TNI
Dugaan Pemalakan Investor di Cilegon, Kadin: Kami Akan Bertindak Cepat dan Tegas
Lawan Dampak Negatif Digital, Menkominfo dan Dedi Mulyadi Perkuat Perlindungan Anak Lewat PP Tunas
Jawa Barat Darurat Sampah, Dedi Mulyadi Serahkan Solusi ke Achmad Husein
“PSI Kebanyakan Gimmick” Pengamat Politik: Jangan Malu-malu, Akui Saja Partainya Jokowi!
Menguak Ancaman Dinasti Politik Jokowi, Pengamat Politik Sebut Indonesia Bisa Bubar