Bisnisbandung.com - Tren harga emas yang terus melesat belakangan ini mendapatkan perhatian banyak pihak.
Menurut pengamat politik Hendri Satrio salah satu faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga emas adalah ancaman geopolitik dan ketegangan dalam perang dagang internasional.
Dalam analisisnya Satrio menilai bahwa ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut mempengaruhi keputusan investor dalam memilih instrumen investasi yang lebih aman.
Baca Juga: Literacy in Indonesia: Practice and Policies, Apakah Sudah Berhasil?
Dikutip dari youtubenya, Satrio menjelaskan “Emas kembali mendapatkan daya tariknya sebagai safe haven terutama dalam situasi global yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini.”
“Perang dagang antara AS dan China, serta ketegangan politik lainnya, mendorong orang untuk beralih ke emas sebagai alat lindung nilai,” ujar Satrio.
Harga emas mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pada 11 April 2025 harga emas Antam mencatatkan rekor tertinggi mencapai Rp1.889.000 per gram melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 10 April 2025.
Kenaikan ini tidak terlepas dari dampak lanjutan dari ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan internasional yang menyebabkan investor beralih ke emas sebagai tempat yang lebih aman untuk menempatkan dananya.
Baca Juga: Konsumsi Domestik Naik, GAPKI Wanti-Wanti Dampak ke Devisa Ekspor Sawit
Satrio menambahkan “Dolar Amerika Serikat sempat melemah akibat kebijakan perang dagang yang diterapkan oleh Presiden Trump, yang kemudian diikuti oleh penguatan harga emas. Hal ini menunjukkan bahwa emas semakin menjadi pilihan utama bagi investor di tengah ketidakpastian yang melanda pasar global.”
Salah satu faktor yang memicu lonjakan harga emas adalah kebijakan perdagangan yang dilakukan oleh AS yang menambah ketegangan dalam hubungan internasional.
Satrio mengungkapkan bahwa tindakan AS terhadap China dengan meningkatkan tarif impor hingga 125% memperburuk iklim perdagangan global.
“Ketika negara-negara besar seperti China marah terhadap kebijakan AS otomatis dampaknya dirasakan di seluruh dunia. Ini meningkatkan ketidakpastian di pasar dan memicu investor untuk beralih ke instrumen yang lebih stabil seperti emas,” jelas Satrio.
Baca Juga: Ketegangan AS-China Ancam Ekspor Sawit, GAPKI: Jangan Sampai Saling Membalas Berlanjut
Artikel Terkait
Ketua PN Jakarta Selatan Ditangkap! Kejagung Bongkar Suap Ekspor CPO
Terjerat Suap Ekspor CPO Rp 60 Miliar, Kekayaan Ketua PN Jakarta Selatan Cuma Rp 3,1 Miliar
Wow! Ferrari SF90 hingga Nismo GTR Disita Kejagung dalam Kasus Suap Ketua PN Jakarta Selatan
Mindset Antikorupsi Prabowo Masih Seperti Poco-Poco, Pengamat Politik: Maju Mundur Tak Jelas
Pencitraan Berlebihan Gaya Dedi Mulyadi Dianggap Lebay Kata Pengamat Politik
Menteri Sowan ke Jokowi, Pengamat: Mereka Masih Anggap Jokowi Bosnya!