Alifurrahman Menilai Teror Kepala Babi Terhadap Tempo sebagai Strategi Alihkan Isu

photo author
- Minggu, 23 Maret 2025 | 17:30 WIB
Alifurrahman, Pegiat media sosial (Tangkap layar youtube Seword TV)
Alifurrahman, Pegiat media sosial (Tangkap layar youtube Seword TV)

bisnisbandung.com - Teror yang dialami majalah Tempo kembali menjadi sorotan setelah kiriman kepala babi yang menargetkan salah satu jurnalisnya.

Alifurrahman, seorang pegiat media sosial, memberikan analisis mendalam terkait peristiwa ini dan mengaitkannya dengan isu besar perihal pengesahan UU TNI.

 Menurutnya, teror ini berpotensi menjadi bagian dari upaya pengalihan isu terhadap perhatian publik.

Baca Juga: Tanggapan Istana Soal Teror Kepala Babi Tuai Kecaman, Luluk Nur Hamidah: Anda Waras Bung?

Peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan aksi demonstrasi besar di berbagai daerah terkait pengesahan Undang-Undang TNI.

Alifurrahman menggarisbawahi bahwa waktu pengiriman kepala babi ke kantor Tempo sangat strategis, sehingga efektif memecah konsentrasi media dan publik yang tengah terfokus pada isu demonstrasi.

“Karena kalau Tempo kemudian larut dalam penyerangan atau teror kepala babi ini, gitu ya, nantinya tidak fokus lagi, dan bahasan lain seperti Undang-Undang TNI dan aksi demonstrasi jadi berkurang atau bahkan sampai hilang,” ucapnua dilansir dari youtube Seword TV.

Baca Juga: IHSG Anjlok, Alifurrahman Ragukan Isu Sri Mulyani Mundur sebagai Penyebabnya

Dengan adanya berita teror ini, porsi pemberitaan soal UU TNI dan aksi demonstrasi menjadi berkurang.

Alifurrahman juga mencermati modus operandi pelaku teror yang mengirimkan kepala babi tersebut.

Tidak hanya mengirim paket yang menjijikkan, pelaku juga berdiam di pos keamanan kantor Tempo selama beberapa waktu, sehingga menambah unsur teror psikologis.

 Hal ini, menurutnya, menunjukkan adanya perencanaan matang dari pihak-pihak yang memahami betul bagaimana menciptakan ketakutan di kalangan jurnalis.

Lebih jauh, Alifurrahman menilai bahwa teror semacam ini bukan hanya ditujukan kepada individu tertentu, melainkan juga kepada komunitas media secara umum.

Baca Juga: Sejarah Panjang Suku Hui, Etnis Muslim yang Bertahan di tengah Dominasi Komunisme

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X