Dari UU TNI hingga Teror Kepala Babi, Tumpang Tindih Isu di Bulan Ramadan

photo author
- Minggu, 23 Maret 2025 | 08:10 WIB
Illustrasi Pengesahan RUU TNI (Tangkap layar youtube Tempo)
Illustrasi Pengesahan RUU TNI (Tangkap layar youtube Tempo)

bisnisbandung.com - Bulan Ramadan yang biasanya identik dengan suasana tenang dan penuh refleksi, tahun ini justru diwarnai oleh beragam isu politik yang memicu kegaduhan.

Dari polemik Undang-Undang TNI hingga teror kepala babi terhadap kantor redaksi Tempo, publik menyaksikan berbagai persoalan yang terus bermunculan dan tumpang tindih.

Salah satu sorotan utama adalah respons kontroversial dari juru bicara Istana, Hasan Nasbi, yang menanggapi teror kepala babi dengan pernyataan bernada santai.

 Ucapan ini menuai kecaman luas dari masyarakat dan memicu desakan agar Presiden Prabowo mencopot Hasan dari jabatannya.

Baca Juga: Sejarah Panjang Suku Hui, Etnis Muslim yang Bertahan di tengah Dominasi Komunisme

Di tengah polemik ini, pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa ada tumpukan isu yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan politik jika tidak segera dikelola dengan baik.

“Benar ada tumpang tindih isu, semuanya sifatnya sebut saja destructive atau negative impression. Itu soal yang masih menimbulkan perdebatan tentang masa depan institusi ini,” lugasnya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.

Menurut Rocky, persoalan-persoalan tersebut menciptakan kesan negatif yang semakin memperburuk citra Istana.

Baca Juga: Konflik Makin Memanas! Houthi Serang Kapal Perang Amerika Serikat di Laut Merah

Krisis ini diperparah oleh tumpang tindih isu lain, seperti dugaan palsunya ijazah mantan Presiden Jokowi dan kritik terhadap revisi Undang-Undang TNI yang kini tengah diuji di Mahkamah Konstitusi.

Kegagalan Istana dalam mengelola isu publik membuat narasi yang seharusnya menenangkan malah menjadi bahan olok-olok di ruang digital.

 Alih-alih mengarahkan diskusi ke solusi, komunikasi Istana dinilai hanya memperkeruh situasi dengan respons yang tidak proporsional.

 Hal ini membuat akumulasi energi oposisi di masyarakat semakin sulit tersalurkan melalui jalur formal, seperti partai politik di DPR.

Baca Juga: Tanggapan Istana Soal Teror Kepala Babi Tuai Kecaman, Luluk Nur Hamidah: Anda Waras Bung?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X